Quantcast
Channel: Indonesia Proud
Viewing all 1949 articles
Browse latest View live

Mahasiswa Indonesia Juara Lomba Animasi Asiagraph Reallusion 2017 di Taiwan

$
0
0

Lewat karya film animasi pendek, mahasiswa dari Universitas Surya, Tangerang, dan Unikom Bandung mengharumkan nama Indonesia dengan berhasil merebut penghargaan ajang lomba animasi internasional Asiagraph Reallusion Award 2017 yang berlangsung di Hall Universitas Seni Nasional Taiwan pada 23-25 Agustus lalu.

Asiagraph adalah organisasi di bidang pendidikan yang berfokus pada pengembangan teknologi digital, industrial, cultural trends melalui media publish,  moving images, animation, games, dan media art. Asiagraph beranggotakan sarjana dan peneliti-peneliti yang berasal dari bidang pendidikan (universitas), pemerintah, dan perusahaan (industri kreatif) dari berbagai  negara di kawasan Asia Pasifik. Bekerja sama dengan Reallusion Inc., Taiwan, Asiagraph mengadakan perlombaan pembuatan film animasi pendek dalam waktu 48 Jam Nonstop setiap tahunnya.

Dua kelompok mahasiswa itu berhasil mengalahkan 19 tim kuat dari berbagai negara di Asia, seperti Jepang, Malaysia, Cina, Thailand, dan tuan rumah Taiwan.

Tim Universitas Surya yang terdiri atas Faustine Angeline, Grace Samantha Rottie, dan Ray Paulus Timorason meraih best film dengan judul Sidewalk.

Adapun Tim Fadlan Production dari Unikom, Bandung, yang terdiri dari Mohammad Sirojuddin, Dinda Herdiawan, dan Januar Primasti meraih outstanding work dengan animasinya yang berjudul Under the Moonlight.

Sebelumnya, kedua tim tersebut menjadi pemenang di tingkat nasional dalam Local Round Road to Asiagraph 2017 setelah menyisihkan 18 tim universitas yang ada di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta pada 10 Mei lalu di Tarumanagara Knowledge Centre, Universitas Tarumanagara, Jakarta Barat. Dalam lomba tersebut, peserta diwajibkan membuat sebuah video animasi menggunakan software iClone 3D berdurasi maksimal lima menit pada tahap praseleksi.

Kemenangan ini diharapkan dapat meningkatkan sumber daya pada industri kreatif bidang film dan animasi. Di era digital sekarang ini, salah satu bidang yang terus bergerak cepat adalah animasi yang mulai digunakan untuk berbagai keperluan. Kemenangan Indonesia dalam bidang animasi membuktikan bahwa kemampuan Indonesia tidak kalah dari negara lain dan siap bersaing di kancah internasional.

Sumber: tempo.co, surya.ac.id (31/08/17)



Tim Mahasiswa FK UI Raih 1st Best Project Research Award ASCP

$
0
0

Delegasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang terdiri dari Fergie Marie Joe Runtu, Raditya Putra Djohan, Henny Zidny Robby Rodhiya, dan Reza Damayanti menorehkan prestasi yang membanggakan dengan berhasil meraih 1st Best Project Research Award pada kegiatan The 2nd ASEAN Students Collaborative Project (ASCP) yang berlangsung pada 20-23 Agustus lalu di The Sakala Resort, Bali.

Kegiatan penelitian berbasis komunitas yang mereka lakukan berjudul Tinggi Cerdas, yaitu akronim dari Tingkatkan Gizi, Cerdaskan Anak, adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada kegiatan edukasi mengenai pentingnya nutrisi pada 1.000 hari pertama kehidupan kepada ibu hamil dan ibu memiliki anak dibawah dua tahun. Tujuannya adalah untuk peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai 1.000 hari pertama kehidupan serta peningkatan status gizi dan nutrisi pada anak.

Program pengembangan masyarakat ini dilakukan di Kampung Lio, Depok, Jawa Barat, yang merupakan wilayah binaan Fakultas Kedokteran UI khususnya oleh Departemen Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Ikatan Keluarga Mahasiswa FKUI.

Kegiatan yang dilakukan meliputi edukasi mengenai pentingnya nutrisi serta pemberdayaan kader setempat yang dilaksanakan dari bulan Juli hingga Oktober 2017. Program ini merupakan hasil dari kerja sama antara Departemen Ilmu Gizi dan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI. Terdapat empat topik edukasi utama, yaitu nutrisi sebelum kehamilan, nutrisi saat kehamilan, ASI dan nutrisi saat menyusui, serta makanan pendamping ASI (MPASI).

Mereka juga menyediakan catatan harian makanan bagi para ibu dan ibu hamil untuk menuliskan makanan apa saja yang harus mereka konsumsi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kebiasaan makan agar tercapai pertumbuhan anak yang optimal.

“Kami membimbing penuh para mahasiswa untuk dapat memberikan penyuluhan sebaik-baiknya kepada masyarakat, tujuannya agar kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat berjalan dengan optimal dan masyarakat mendapatkan informasi yang tepat dan benar,” ungkap dr. Dewi Friska, MKK. pembimbing tim dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI

Masyarakat juga dilibatkan secara aktif dalam program ini, antara lain melibatkan para kader kesehatan di wilayah Kampung Lio, dengan melatih para kader sehingga dapat mengedukasi warga Kampung Lio mengenai pentingnya nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan.

“Mahasiswa diupayakan agar dapat melakukan kolaborasi dengan beberapa pihak sebagai bagian pembelajaran untuk menjadi seorang dokter, termasuk juga untuk melakukan perencanaan program yang berkesinambungan dengan salah satunya melibatkan kader kesehatan di wilayah tersebut,” ujar Dewi.

Metode evaluasi untuk menilai keberhasilan program yang dilakukan adalah dengan pre dan post test di setiap aktivitas dari program ini, tujuannya untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta dan melakukan pengukuran berat dan tinggi anak serta untuk mengetahui peningkatan status gizi anak. Hasil evaluasi sementara dari dua pertemuan yang sudah dilaksanakan terdapat peningkatan pengetahuan peserta Tinggi Cerdas selama kegiatan ini.

Program Tinggi Cerdas diharapkan dapat menjadi program pemberdayaan sosial yang secara nyata dapat meningkatkan status gizi, nutrisi dan kesehatan para ibu dan anak di masa datang. “Harapan kami, pemahaman ini tidak hanya disimpan untuk mereka sendiri, tapi juga bisa disebarkan kepada ibu-ibu lainnya,” tutur Fergie. “Kami ingin di masa datang tidak ada lagi ibu, ibu hamil atau anak-anak yang mengalami status gizi dan nutrisi yang buruk,” sambung Henny.

ASCP merupakan kegiatan berbasis riset antar mahasiswa kedokteran di negara ASEAN yang diinisiasi oleh FKUI pada tahun 2016. Tujuan penyelenggaraan ASCP adalah sebagai usaha mendorong seluruh mahasiswa kedokteran dari dua belas fakultas kedokteran tertua dan terbaik di ASEAN untuk mampu memberikan kontribusi dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat yang sistematis, terencana dan terstruktur sejak dini serta melakukan kolaborasi kegiatan penelitian berbasis komunitas.

Selain penghargaan sebagai 1st Best Project Research Award, terdapat beberapa kategori penghargaan lainnya, yaitu 2nd Best Project Award yang diraih oleh PAPRSB Institute of Health Sciences, Universiti Brunei Darussalam, Brunei; 3rd Best Project Award kepada Faculty of Medicine Siriraj Hospital Mahidol University, Thailand; The Most Explorative Initiative Project Award diraih oleh International University, Cambodia; dan The Most Innovative Project Award kepada College of Medicine, University of the Phillipines Manila, Filipina.

Sumber: fk.ui.ac.id (31/08/17)


Video Pariwisata “Wonderful Indonesia” Juara di UNWTO 2017, China

$
0
0

Kabar gembira datang dari dunia pariwisata Indonesia. Video pariwisata Indonesia berjudul Wonderful Indonesia: The Journey to a Wonderful World terpilih sebagai yang terbaik di UNWTO 2017 pada 15 September di Chengdu, China.

Sesuai dengan judulnya, video tersebut menampilkan berbagai keindahan destinasi pariwisata Indonesia, seperti Yogyakarta, Bali, Jakarta, Lombok, Toraja, Raja Ampat serta Wakatobi, dengan latar belakang lagu hit dunia What A Wonderful World by Louis Armstrong.

Video berdurasi sekitar tiga menit tersebut berhasil mengalahkan 63 video wisata milik negara lain. Diwakili Kementerian Pariwisata, Indonesia memenangkan 2 kategori, yakni video pariwisata terbaik kawasan Asia Timur dan Pasifik (Winner UNWTO Video Competition 2017 Region East Asia and Pacific), serta People Choice Award.

“Bangga, sudah terbukti kan keindahan alam dan budaya kita?” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya. “Video akan digunakan untuk promosi branding Indonesia. Sudah terbukti keindahan alam dan budaya kita, tapi harus dikemas dengan sangat baik. Benar-benar baik,” lanjut Arief.

Dua penghargaan itu diterima langsung oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, dalam acara 22nd UNWTO General Assembly. Bertempat di Intercontinental Century City Convention Center Hotel, Chengdu, China.

Sumber: travel.detik.com, facebook Kementerian Pariwisata (15/09/17)

 


Delegasi UI Raih Gelar Juara Umum TEIMUN 2017 di Belanda

$
0
0

Delegasi Indonesia yang terdiri dari 5 mahasiswa UI mencetak prestasi membanggakan dengan meraih juara umum di ajang The European International Model United Nations (TEIMUN) 2017 yang berlangsung di Den Haag, Belanda pada 9-16 Juli lalu.

Kelima mahasiswa peraih juara tersebut adalah Juan Octavian Daniel Sidauruk (Teknik Kimia 2013), Dominique Virgil (Hukum 2015), Nadifa Ramadhanty (Hubungan Internasional 2015), Joviana Henza (Hukum 2016), dan Fatih Angling Darmo (Manajemen 2016).

Mereka berkompetisi di empat komite PBB (UN Council) yang berbeda, yaitu Security Council, Human Rights Council, General Assembly, dan Historical Crisis Council. Delegasi UI berhasil meraih 5 predikat Best Delegates (Juara 1) di masing-masing komite yang diikuti dan dengan hasil tersebut juga membawa UI menjadi juara umum perhelatan akbar tahunan tersebut.

Joviana Henza dan Juan Octavian mendapat penghargaan Best Delegate of  Security  Council, dengan Topik South Sudan Civil War & Yaman Civil War. Dominique Tuapetel di Human Rights Council, mengambil topik Statelessness dan Harmful Traditional Practice against Women. Fatih Angling Darmo di Historical Crisis dengan topik: Peace of Westphalia. Dan Zahrana di General Assembly dengan topik  Disaster Resilience dan Education in Rural Areas.

Juan mengatakan bahwa kemenangan ini didapatkan melalui persiapan yang sangat matang selama kurang lebih 9 bulan. Persiapan ini meliputi proses seleksi, training, dan pre-competition sessions yang sangat intensif. Kemenangan ini semakin berkesan karena peserta yang ikut adalah mahasiswa tingkat S1 dan S2 yang memiliki pemahaman mengenai isu internasional terkini serta kemampuan public speaking yang mumpuni.

Joviana mengaku, awalnya sempat minder dengan delegasi dari negara maju yang bergelar master dan dari universitas ternama serta pengalaman mengikuti acara ini 7-10 kali. Tapi, karena percaya diri dan penguasaan materi tadi, maka ia dan teman-temannya sesama mahasiswa mendapat penghargaan Best Delegate.

TEIMUN merupakan suatu kompetisi simulasi sidang Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) yang telah berlangsung selama 30 tahun di Eropa. TEIMUN merupakan lomba MUN tertua, paling bergengsi, dan salah satu yang paling terkenal di tingkat dunia, serta diikuti oleh sekitar 300 mahasiswa dari sekitar 70 negara.

Tidak hanya berisi lomba dan kompetisi, TEIMUN juga diisi dengan berbagai kegiatan sosial seperti program Global Village dan Social Events. Peserta juga dapat mengikuti kegiatan Cultural Excursion ke beberapa tempat bersejarah dan objek wisata seperti Museum Mauritshuis, Madurodam, dan Peace Palace.

Tak hanya itu, peserta juga dapat mengikuti ekskursi ke beberapa badan PBB dan institusi hukum internasional yang terdapat di kota Den Haag, seperti International Criminal Court (ICC), International Court of Justice (ICJ), dan International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY).

Sumber: ui.ac.id (07/09/17), republika.co.id (19/07/17)


“The Seen and Unseen,” Film ‘Terpanas’ di Festival Film Internasional Toronto 2017

$
0
0

Film The Seen and Unseen karya Kamila Andini yang mengangkat kisah tentang orang Indonesia disambut antusias oleh penonton saat tayang perdana di Toronto International Film Festival (TIFF) 2017. Bahkan selepas tayang selama 86 menit, filmnya langsung disambut tepuk tangan.

Film ini menjadi pilihan film ‘terpanas’ oleh CEO TIFF, Piers Handling. Ia khusus hadir membuka penayangan film ini, katanya, “Pertama kali saya menonton film ini, saya sangat terkesima dengan sensitivasnya dalam memahami dunia anak-anak. Film ini menuturkan imajinasi, kreativitas sinema, kesederhanaan, sekaligus hal-hal magis di dalamnya”.

Tanya jawab yang berlangsung setelah pemutaran film menuai banyak pujian atas kelihaian Kamila Andini dalam menyampaikan cerita secara visual dan bermain dengan The Seen and Unseen.

Kamila Andini, yang sudah tidak asing lagi dengan festival film internasional, merasa sangat lega dengan tayangnya film yang sudah diproduksi selama 5 tahun ini. “Rasanya seperti melahirkan anak: senang, terharu, dan bersyukur. Bagi saya TIFF sudah seperti rumah, dua tahun lalu film pendek saya juga ada di sini. Tapi terseleksi di sesi Platform adalah hal yang jauh lebih luar biasa”, ujar Dini. Pasalnya, film ini menjadi satu-satunya film dari Asia yang berkompetisi di program Platform, sesi yang paling prestisius di TIFF. Sebelumnya film Moonlight (Best Picture Oscar 2017) juga diputar untuk pertama kalinya di sesi tersebut.

Dua Anak Bali Menjadi Idola

“Anak-anak selalu memiliki paradigmanya sendiri, dan melepas paradigma itu menjadi hal menarik yang ingin saya eksplor. Kematian dan jam malam adalah dua topik yang asing dengan anak-anak. Keasingan inilah yang ingin saya gambarkan dalam bentuk yang berbeda,” ungkap Kamila Andini ketika ditanya mengapa memilih karakter anak.

Thaly Titi Kasih (12), pemeran utama dalam film The Seen and Unseen, bersama dengan Gus Sena (13), datang dari Bali untuk menghadiri pemutaran perdana film ini. Mereka langsung menjadi idola para penonton karena bakat seni peran serta tari mereka dalam film ini. Dalam sesi tanya jawab setelah pemutaran, banyak penonton yang menanyakan bagaimana mereka berlatih dan mempersiapkan diri sehingga dapat memberikan penampilan yang sangat baik.

Berperan sebagai Tantri, Thaly sangat senang bisa menonton film ini dan menyaksikan penampilannya bersama Tantra yang dimainkan oleh Sena. Mereka tertawa senang mengenang masa-masa latihan untuk mempersiapkan shooting, dan juga saat shooting itu sendiri.

Kamila Andini mengaku kesulitan dalam melakukan casting. Ia menemukan Tantri di saat-saat terakhir sebelum shooting. “Kriteria yang saya cari dari Tantri cukup sulit, anak dengan kemampuan tubuh dan akting yang bagus, simpatik, tapi juga mau berakting di kondisi-kondisi yang menantang. Tetapi Thaly sangat istimewa, film ini berjalan dengan temponya.”

Ayu Laksmi, berperan sebagai ibu dari Tantri dan Tantra, mengatakan dalam sesi tanya jawab, “Film ini juga ingin mengatakan bahwa kematian sama indahnya dengan kehidupan, sehingga peran ini cukup menantang karena saya harus menjadi ibu yang tetap senang bagi anak yang mengalami kematian, juga bagi anak yang mengalami kehidupan baru”.

The Seen and Unseen adalah film produksi Treewater Productions dan Fourcolours Films yang mengisahkan Tantri dan Tantra, kembar ‘buncing’ (perempuan dan laki-laki), dalam pengalaman spiritual mereka yang sarat dengan kearifan lokal, mitos, cerita rakyat, tradisi, serta budaya Bali.

Melalui film panjang keduanya, Kamila Andini ingin menggambarkan manusia Indonesia (dan juga Asia) yang holistik. “Bali dalam hal ini adalah tempat yang keholistikannya masih bisa dirasakan dalam keseharian. Sekala Niskala (The Seen and Unseen) adalah filosofi yang mereka percayai dalam hidup; hidup selaras dengan semua yang terlihat, dan juga tidak terlihat. Konsep ini sangat mendefinisikan Asia dalam pandangan saya,” kata Kamila.

Film ini mendapatkan berbagai dukungan dalam proses pengembangan, antara lain dari Hubert Bals Fund (Belanda), Asia Pacific Screen Awards Children’s Film Fund (Australia), dan Cinefondation La Residence (Perancis). Film ini juga berkesempatan dipresentasikan dalam Hong Kong Asia Film Financing Forum, Filmex Talents Tokyo dan Venice Production Bridge. Film ini memiliki sistem urun dana (crowdfunding) yang para donaturnya secara otomatis menjadi co-produser. Selain itu, Doha Film Institute (Qatar) dan Pusbang Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI turut serta dalam mendukung pasca produksi film ini.

“Bulan Oktober 2017 mendatang, The Seen and Unseen akan tayang perdana di Asia yaitu di Busan International Film Festival 2017. The Seen and Unseen akan tayang di bioskop Indonesia kira-kira di awal tahun 2018,” kata Ifa Isfansyah selaku produser yang telah memproduseri film-film pengraih penghargaan seperti Siti dan Turah.

Sumber: kapanlagi.com (14/09/17)


Tim UI Raih Juara dalam HydroContest 2017 di Perancis

$
0
0

Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Pada ajang kompetisi HydroContest 2017 yang berlangsung pada 4-10 September lalu di Saint-Tropez, Perancis. Tim Hydromodeling Technology and Workshop (HTW) Fakultas Teknik UI berhasil meraih penghargaan Best Heavy Mass Transport Innovation Prize dan juara 4 pada kategori Heavyweight Boat. 

Hasil ini juga merupakan prestasi terbaik yang pernah dicapai oleh Indonesia selama dua kali ikut berpartisipasi dalam kompetisi kapal HydroContest. Peserta dari Indonesia selain UI adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kompetisi yang bertajuk “Carry More, Faster, with Less Energy” merupakan kompetisi international yang diikuti oleh 23 tim mahasiswa teknik dari 14 negara dari Eropa dan Amerika.

Kompetisi ini mewajibkan peserta untuk mendesain kapal yang mampu menahan beban seberat 20 kg (lightweight) dan 200 kg (heavyweight) dengan efisiensi energi serta kecepatan yang tinggi. Tim UI dengan 6 orang anggota yang berangkat sempat mengalami beberapa kendala karena rusaknya bagian kapal akibat pengiriman, namun dengan perjuangan dan dukungan banyak pihak dapat mengikuti perlombaan dengan baik. 

Selain tim heavyweight boat, tim UI juga berhasil lolos hingga babak perempat final di kategori lightweight boat. Ini adalah patisipasi UI yang kedua di kompetisi HydroContest yang diselenggarakan oleh Hydros Foundation Swiss, setelah tahun 2016 lalu berpartisipasi pada lomba yang sama di Lausanne. Sebelum berangkat tim yang beranggotakan 14 orang bekerja mendesain kapal tipe Symmetric Catamaran untuk kategori kapal lightweight dan tipe Flat Plate untuk kategori kapal heavyweight. 

Sumber: ui.ac.id (14/09/17)


Tim Pelajar Jakarta Raih Juara 3 Olimpiade Iptek Metropolises di Rusia

$
0
0

Tim pelajar DKI Jakarta mencetak prestasi membanggakan dengan berhasil meraih juara atau terbaik ketiga dalam the 2nd International Olympiad of Metropolises yang berlangsung pada 4-9 September 2017 di Moskow, Rusia. Olimpiade ini diikuti oleh sekitar 400 orang peserta dari 36 kota dunia, 26 negara dari Eropa, Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Tim DKI Jakarta menempati posisi ketiga bersama beberapa kota lainnya, seperti Istanbul, Budapest, Zagreb, Chengdu, Leipzig dan Riga. Posisi pertama diraih oleh Moskow, Hong Kong dan Shanghai. Sedangkan posisi kedua ditempati St. Petersburg, Krakow, Minsk, Sofia dan Belgrade.

“Banyak pengalaman berharga diperoleh para pelajar kita. Mereka dapat berpikir kritis, seperti keberanian berdebat dengan juri saat moderasi karena nilai yang diberikan dianggap keliru. Selain itu, makna Olimpiade sangat menarik, yaitu setiap peserta bukanlah musuh, tetapi teman di masa depan.” kata Muhamad Husin, Ketua Tim yang juga pendamping Tim Pelajar DKI Jakarta saat bertemu dengan Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi di Moskow.

Duta Besar Wahid menyampaikan bahwa kehadiran Tim Pelajar DKI Jakarta tidak hanya membawa nama baik Jakarta, tertapi juga bangsa Indonesia. “Apa yang dilakukan para pelajar juga merupakan bagian dari diplomasi, karena diplomasi tidak hanya dilakukan para diplomat,” ujarnya.

Suhu udara di Moskow yang agak dingin di musim gugur ini yang rata-rata 15 derajat Celsius tidak menghalangi semangat para pelajar DKI Jakarta yang terdiri dari 8 orang peserta yang berasal dari SMAK 5 BPK Penabur, SMA Negeri 8, SMANU MH Thamrin, SMA Kolese Kanisius dan SMA Santa Ursula untuk berlomba.

Hebatnya, semuanya mendapat medali, yakni 2 perak dan 6 perunggu. Medali perak dipersembahkan oleh Jason Jovi Brata untuk katagori Fisika dan Rendy Wijaya untuk Kimia. Sementara medali perunggu dipersembahkan oleh Prawira Satya Darma (Fisika), Filbert Fedinand dan Kristoforus Jason (Matematika), Muhammad Ariqsyah Indra (Kimia), Inigo Ramli dan Rania Rusly (Informatika).

“Banyak peserta yang sudah memiliki pengalaman di berbagai Olimpiade sehingga mereka terlihat siap berlomba. Kita perlu persiapan yang lebih banyak lagi untuk lomba seperti ini di masa mendatang,” kata Inigo.

​DKI ​Jakarta merupakan satu-satunya wakil dari Asia Tenggara. Kota-kota lain peserta Olimpiade adalah Abu-Dhabi, Almaty, Astana, Baku, Banja Luka, Belgrade, Bishkek, Bratislava, Budapest, Wina, Gaborone, Hanover, Hong Kong, Düsseldorf, Zagreb, Jerusalem, Krakow, Leipzig, Lima, Luoyang, Milan, Minsk, Moskow, New-Delhi, Beijing, Riga, Roma, St. Petersburg, Sofia, Istanbul, Tallinn, Tel-Aviv, Helsinki, Chengdu dan Shanghai.

Selain pertemuan dengan Duta Besar di KBRI Moskow, Tim Pelajar DKI Jakarta berbaur dengan masyarakat dan diaspora Indonesia di Rusia karena pada saat bersamaan diselenggarakan acara perkenalan pejabat baru KBRI Moskow, pertemuan dengan diaspora Indonesia dan sekaligus pembubaran panitia Festival Indonesia 2017. Hampir seminggu berada di Moskow, kerinduan Tim Pelajar DKI Jakarta terhadap masakan Indonesia terpenuhi dengan adanya sajian hidangan makan siang, seperti soto ayam dan sate. Mereka juga menyaksikan kepiawaian orang-orang Rusia dalam membawakan tarian-tarian daerah Indonesia.

Sumber: kemlu.go.id (11/09/17), kumparan.com (10/09/17).


Indonesia Raih Juara Umum Paralayang Dunia PGAWC 2017 di Slovenia

$
0
0

Tim paralayang dari Federasi Aerosport Indonesia (FASI) menorehkan tinta emas prestasi dengan berhasil meraih juara umum Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) yang diselenggarakan pada 21-23 September 2017 di Kobariddi, Slovenia yang diikuti oleh 89 pilot yang berasal dari 21 negara, seperti Indonesia, Lithuania, Republik Ceko, Slovenia, Serbia, Bulgaria, Albania, Romania, Rusia, Hungaria, Britania Raya, Kosovo, Turki, Perancis, Estonia, Hongkong, Kroasia, Kanada, Polandia, Latvia, dan Azerbaijan.

Tim yang berangkat ke kejuaraan tersebut adalah Tim Pelatnas Paralayang yang dipersiapkan untuk mengikuti Asian Games 2018. Sebanyak 23 atlet pelatnas FASI ditambah 3 atlet nonpelatnas mengikuti kejuaraan dunia tersebut.

Sungguh luar biasa yang telah dilakukan para atlet paralayang Indonesia di kejuaraan paralayang dunia untuk nomor lomba ketepatan mendarat tersebut. Mereka mampu mendominasi seluruh podium yang tersedia, dan berhasil menyandingkan tiga gelar juara dunia berkat akumulasi perolehan poin yang telah terselenggara sejak seri pertama berlangsung.

”Ini merupakan pertama dalam sejarah paralayang dunia, dimana satu negara membawa pulang seluruh gelar juara yang dipertandingkan dalam satu tahun.” kata Wahyu Yudha sebagai manajer Timnas Paralayang.

Untuk kategori Putra, gelar juara dunia Paralayang tahun 2017 ini diraih oleh Kolonel Elisa Manueke, dokter spesialis mata yang berdinas di RSPAU Lanud Adisucipto, Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk kategori putri oleh Rika Wijayanti, gelar juara dipersembahkan Rika Wijayanti, atlet andalan Jatim asal Malang binaan Lanud ABD Saleh sebagai FASIPROV Jatim. Sedangkan untuk beregu, gelar juara diraih tim Garuda Prima 2, yang terdiri dari Thomas Widyananto, Indra Lesmana, Ardi Kurniawan, dan Hening Paradigma.

“Lawan terberat kami saat bertanding di Kobarid adalah Kosovo, Republik Ceska dan tuan rumah Slovenia,” kata Kolonel dr Elisa yang juga sebagai Wakil Ketua Bidang Prestasi FASI ini.

Kemenangan di Slovenia melengkapi kedigjayaan atlet-atlet yang disiapkan oleh FASI di tingkat Internasional dimana TNI AU berperan sebagai pembina utama olahraga dirgantara ini. Sebelumnya timnas putra dan putri juga berjaya di seri kejuaraan dunia di Serbia, Albania, Manado, dan Kanada.

“FASI terus mengasah kemampuan timnas paralayang untuk bisa meraih medali emas di kejuaraan multi event ASIAN GAMES 2018 dengan target minimal 2 emas,” ungkap Wahyu.

Sumber: antaranews.com, extremeina.com (25/09/17)



Irvandias Raih Winner of Busan Global Smart Cities Challenge di Korea

$
0
0

Irvandias Sanjaya, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, mengharumkan nama bangsa dengan berhasil meraih predikat Winner of Busan Global Smart Cities Challenge di ajang Young ICT Leader’s Forum 2017 yang berlangsung pada 25-30 September 2017 di Busan, Korea.

Dalam kompetisi tersebut, Dias mengangkat tema tentang proyek start up yang tengah digarapnya bernama Design for Dream. Proyek tersebut merupakan platform bisnis berbasis crowdfunding disabilitas yang bertujuan untuk mengadvokasi dan mendukung penyandang disabilitas agar bisa berdaya dan mandiri serta terentaskan dari kemiskinan.

“Awalnya sempat ragu karena hampir 95 persen peserta berasal dari jurusan IT sehingga tidak menyangka saja akhirnya bisa meraih juara,” terangnya.

Young ICT Leader’s Forum merupakan acara tahunan internasional yang diinisiasi oleh ITU bekerja sama dengan pemerintah lokal Busan sejak tahun 2014 lalu. Kegiatan ini merupakan program pertemuan internasional antara akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media yang tahun ini mengangkat tema besar “Smart Cities dan SDG’S” dan diikuti oleh 30 mahasiswa berasal dari 28 negara.

Dalam kegiatan tersebut turut diselenggarakan kompetisi  “Busan Global Smart Cities Challenge” yang diikuti lebih dari 2.000 peserta yang berasal dari 120 negara di dunia.

“Dari 2.000 peserta dipilih 20 terbaik yang diundang ke Korea secara gratis melalui program beasiswa untuk melakukan presentasi,” jelas Dias.

Dengan keikutsertaannya dalam program Young ICT Leader’s Forum 2017, Dias mendapatkan banyak pengalaman berharga, menambah pengetahuan, dan juga memperluas jejaring.

Sumber: ugm.ac.id (02/10/17)


Tim Indonesia Raih 45 Medali di Singapore Memory Championship 2017

$
0
0

Lesmana, Rania Azzahra dan Nadine

Kabar menggembirakan datang dari Singapura. Tim Olimpiade Memory Indonesia berhasil meraih juara dan 45 medali yang dipertandingkan pada Singapore Open Memory Championship 2017 yang berlangsung pada 30 September – 1 Oktober 2017.

Selain itu, kontingen Indonesia yang berjumlah 34 peserta, mampu meraih juara pertama dan kedua overall pada kategori anak lewat Rania Azzahra (12 tahun) dari SMPN 1, Tolitoli dan Aulia Nadia (11 tahun) dari SD Sinar Cendikia, Serpong, Tangerang.

Puncak dari kemenangan ini kali ini dipersembahkan peserta indonesia di kategori remaja dengan menyapu bersih Juara 1, 2, dan 3 overall masing-masing di raih oleh Shafa Annisa (13 tahun) dari SMP Kesatuan Bangsa, Jogjakarta di posisi pertama, diikuti Fakhri Shafly (17 tahun) dari SMAN 26, Jakarta, dan Aisha Nadine (13 tahun) dari SMP Sinar Cendikia, Serpong, Tangerang.

Kompetisi daya ingat internasional ini diikuti oleh berbagai negara diantaranya Indonesia, China, Mongolia, Thailand Malaysia, Filipina, Jepang, dan tuan rumah Singapura. Kompetisi ini terbagi ke dalam 4 kategori, yaitu Kids (<12 tahun), Junior (13-17 tahun), Dewasa (18-59 tahun), dan Senior (>59 tahun). Mereka mengadu kemampuan daya ingatnya melawan negara lain dalam 10 jenis cabang, yaitu:

  1. Mengingat wajah dan nama (Names & Faces) dalam 5 menit
  2. Mengingat urutan kata acak (Random Words) dalam 5 menit
  3. Mengingat urutan angka binary acak (Binary Numbers) dalam 5 menit
  4. Mengingat urutan angka acak (Speed Numbers) dalam 5 menit
  5. Mengingat urutan gambar acak (Random Images) dalam 5 menit
  6. Mengingat urutan angka acak (Random Numbers) dalam 15 menit
  7. Mengingat urutan kartu remi (Random Cards) dalam 10 menit
  8. Mengingat tahun dan kejadian (Fictional Dates) dalam 5 menit
  9. Mengingat angka acak yang diucapkan (Spoken Numbers), dan
  10. Mengingat secepat-cepatnya urutan 1 pak kartu remi (Speed Cards).

Kesepuluh cabang yang dipertandingkan terdiri atas empat kategori umur dimana peserta berlomba meraih medali sebanyak-banyaknya untuk posisi ke-1 hingga ke-3. Sebanyak 45 medali yang dimenangkan Tim Indonesia dibawah binaan Indonesia Memory Sports Council.

Medali diperoleh dari Kategori Junior Names and Faces dimana Indonesia menyapu bersih emas, perak, dan perunggu. Masing-masing diraih oleh Rifda Almira, Hanifah Khalillah, dan Fakhri Shafly. Sedangkan di Kategori Junior Binary Numbers, emas, perak, dan perunggu disapu bersih pula oleh Aisha Nadine, Shafa Annisa, dan Fakhri Shafly dengan skor yang sama yaitu 480 digit.

Berhasil di dua nomor sebelumnya, di Kategori Junior Random Words, lagi-lagi Indonesia menyapu bersih emas, perak, dan perunggu. Masing-masing diraih Fathimah Aiko, Shafa Annisa, dan Rayyan Hanif. Dengan skor di atas 230 poin, Shafa Annisa, Aisha Nadine, dan Amira Tsurayya juga menyapu bersih Kategori Junior Random Images, dengan berturut-turut mendapatkan emas, perak, dan perunggu.

Memasuki tengah hari pertama di Kategori Junior Speed Numbers, Indonesia menyapu bersih kembali emas, perak, dan perunggu berkat performa Fakhri Shafly, Aisha Nadine, dan Shafa Annisa yang mampu mengingat lebih dari 200 angka dalam waktu 5 menit. Kemenangan pun berlanjut di Kategori Junior Dates, meski tidak meraih perunggu, namun medali emas dan perak berhasil diamankan oleh Fakhri Shafly dan Fathimah Aiko.

Di Kategori terakhir pada hari pertama, Junior 10 Minutes Cards, Indonesia hampir menyapu bersih posisi 1 hingga 3. Namun Aisha Nadine harus kalah dari peserta Filipina, Enzo Gabriel, dengan terpaut 4 kartu saja. Beruntung, Fakhri Shafly dan Shafa Annisa sukses menggondol emas dan perunggu di cabang ini dengan skor masing-masing 217 kartu dan 208 kartu.

Pada Kategori Kids Names and Faces, Tim Merah Putih berhasil meraih perak, dan perunggu. Masing-masing diraih Aulia Nadia dan Rania Azzahra. Memasuki Kategori Kids Binary Numbers, Indonesia menyapu bersih emas, perak, dan perunggu berkat performa Rania Azzahra, Aulia Nadia, dan Zara Tabina. Dengan perolehan 420 digit, Rania jauh mengungguli seluruh peserta lainnya yang hanya mampu mengingat di bawah 240 digit.

Di nomor berikutnya Kategori Kids 10 Minute Cards, Aulia Nadia dan Rania Azzahra kembali berhasil meraih emas dan perak. Hanya terpaut beberapa kartu saja, Navarro Elang juga hampir meraih perunggu di cabang ini. Namun sayang, karena kondisinya yang kurang sehat, Navarro harus takluk dari Zixuan Li asal China.

Beruntung, pada Kategori Kids Random Images, Indonesia menyapu bersih kembali emas, perak, dan perunggu. Masing-masing diraih Rania Azzahra, Zara Tabina, dan Melinda Purnama. Pada Kategori Kids Random Words dan Speed Numbers, Aulia Nadia dan Rania Azzahra berhasil mengamankan emas dan perak. Sementara di cabang Fictional Dates, Indonesia cukup mengamankan emas yang berhasil direbut oleh Rania Azzahra.

Memasuki hari ke-2 kompetisi, Indonesia kembali berhasil menambah peraihan 11 medali di kategori Kids dan Junior. Sejumlah emas berhasil dibawa pulang tim Indonesia yang berbuah kemenangan manis bagi Tim Olimpiade Memory Indonesia.

Indonesia berhasil berjaya di Kategori Junior, dengan perolehan akhir 25 medali (10 emas, 9 perak, dan 6 perunggu). Namun peserta di bawah usia 12 tahun dari Indonesia juga tak kalah hebatnya. Pada Kategori Kids ini, Indonesia mampu mengumpulkan total 20 medali (7 emas, 9 perak, dan 4 perunggu), menjadikan total pencapaian medali dari Tim Memory Indonesia sebanyak 45 buah.

Dengan hasil yang gemilang ini, Shafa Annisa sukses menembus 3 besar perolehan poin secara keseluruhan kategori, tepat di bawah dua peserta Kategori Adult yaitu Soh Wee Tang asal Malaysia di posisi pertama dan Yanjaa Wintersoul dari Mongolia di posisi kedua.

Selain medali dan trophy, pemenang dari SOMC 2017 yang digelar di Singapore Polytechnic, 500 Dover Road, Singapura, juga mendapatkan hadiah uang tunai. Untuk Juara Umum ke-1 akan memperoleh $1.500, diikuti dengan $1.000 dan $500 untuk Juara Umum ke-2 dan ke-3. Adapun untuk juara di masing-masing kategori berhak atas hadiah sebesar $200, $150, dan $100.

Sumber: Yudi Lesmana, Ketum Indonesia Memory Sports Council (06/10/17), kompas.tv (08/10/17)


Ulus Pirmawan Raih Penghargaan Petani Teladan Asia-Pasifik dari FAO

$
0
0

Ulus Primawan, petani dari Lembang, Jawa Barat menerima penghargaan “Petani Teladan se-Asia-Pasifik” dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agricultural Organization of the United Nations/FAO) atas keberhasilannya mengembangkan pertanian di Indonesia.

Penghargaan tersebut diserahkan bertepatan dengan peringatan hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober 2017 di Kantor Wilayah FAO untuk Asia dan Pasifik di Bangkok, Thailand. Ulus merupakan salah satu dari 5 petani yang meraih penghargaan itu. Selain Ulus, penghargaan lainnya diserahkan kepada Shafiqa Wahidi asal Afghanistan, Eri Otsu dari Jepang, Boonpheng Nasomyon asal Thailand, dan Indra Kumari Lawati dari Nepal.

Ulus mengaku, penghargaan dari FAO itu diberikan karena dirinya dianggap telah berhasil menciptakan kemandirian dalam pertanian, dari hulu sampai hilir, termasuk dengan mengangkat nasib para petani di Kampung Gandok, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

“Sejak kecil, saya sudah diajarkan bertani oleh kedua orangtua saya. Mereka berdua terus mendidik saya sampai bisa menjadi petani mandiri dan meraih penghargaan dari FAO,” katanya.

Hanya menempuh bangku pendidikan hingga tingkat SD tidak menjadi halangan, karena menurut dia, dengan ketekunan dan keuletan dalam mengolah lahan pertanian, dirinya dipercaya menjadi Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wargi Pangupay di kampungnya.

Dia mengatakan, komoditas unggulan petani Gapoktan Wargi Pangupay ialah buncis Kenya (baby buncis). Berkat buncis Kenya itu, hasil pertanian di Kampung Gandok bisa diekspor ke Singapura sejak 2015 lalu.

“Selain mengekspor buncis Kenya, beragam sayuran dari Kampung Gandok juga telah dikirimkan ke swalayan di Bandung dan Jakarta, untuk memenuhi permintaan dari sejumlah perusahaan penyalurr sejak sekitar 1995,” ungkapnya.

Untuk meningkatkan penghasilan para petani anggota Gapoktan, rantai distribusi hasil pertanian dipangkas dengan menghapus peran tengkulak sehingga membuat nilai jual sayuran lebih tinggi. Untuk 1 kilogram baby buncis, petani bisa mendapat untung sampai Rp5.000 per kg.

“Di kami juga sudah menetapkan standar budi daya pertanian dengan membatasi penggunaan pestisida, pestisida hanya digunakan untuk memberantas hama saja,” lanjutnya.

Ulus mengungkapkan, penyemprotan pestisida mestinya tidak dilakukan setiap saat, tetapi dilakukan apabila ada hama. Bahkan, supaya hasil pertanian terbebas dari bahan kimia, petani Kampung Gandok kini lebih mengutamakan penggunaan pupuk kompos sebagai pupuk dasar sehingga hasil uji labolatorium sayuran yang ditanam lolos residu.

“Selain baby buncis yang jadi andalan kami, sayuran lainnya yang dihasilkan para petani di Kampung Gandok di antaranya ialah tomat, buncis, kol, brokoli, sawo, terong, dan cabai,” tuturnya.

Jauh sebelum petani Kampung Gandok berkembang, pada 2005, beberapa orang peneliti asal Jepang pernah langsung mengunjungi lahan pertanian dan mencicipi buncisnya. Pada waktu itu, mereka menyatakan bahwa buncis yang ditanam para petani berkualitas sempurna dan pantas untuk diekspor.

Berbekal pengalaman menekuni bidang pertanian selama puluhan tahun, sekarang Ulus tak sekadar menjadi contoh atau model petani yang sukses di desanya. Namun lebih dari itu, pengetahuan dalam pengolah pertanian dia bagikan kepada petani lainnya.

Kini, anggota Gapoktan Wargi Pangupay telah menghimpun sekitar 100 petani yang mengelola lahan pertanian seluas sekitar 100 hektare di Kampung Gandok. Untuk mengembangkan hasil pertanian, Gapoktan Wargi Pangupay juga telah menjalin kemitraan dengan kelompok-kelompok tani dari Kabupaten Bandung, Sumedang, hingga Situbondo.

“Penghargaan ini buat Indonesia. Mudah-mudahan dengan penghargaan yang didapat bisa menjadi pemicu bagi pemerintah untuk lebih memerhatikan sektor pertanian,” ujar Ulus.

Siska Widyawati, selaku Communication Specialist FAO Indonesia, menyatakan, FAO memiliki lima strategi objektif ketahanan pangan, yang mana Ulus dinilai dapat mewujudkannya. Menurut dia, Ulus juga telah membawa triple-win keuntungan bagi para petani dan keluarganya, serta kelompok tani.

“Jadi kami itu punya yang namanya triple-win, peningkatan produksi, penambahan penghasilan petani, dan peningkatan nutrisi. Pak Ulus bisa memenuhi tiga kriteria itu,” kata Siska.

Dia menambahkan, pemilihan Ulus sebagai petani teladan juga berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Pertanian RI.

“Untuk menentukan Pak Ulus itu, kami bekerja sama dengan Kementan RI. Kementan kan yang lebih tahu, lalu merekomendasikan Pak Ulus. Setelah kami cek dan tahu kisahnya, Pak Ulus memang pantas mendapat penghargaan,” ungkapnya.

Sumber; mediaindonesia.com (17/10/17)


Kalahkan Hong Kong, Tim Indonesia U14 Juarai Borneo Football Cup 2017

$
0
0

Tim Sepak Bola Anak Indonesia (SBAI) “Garuda Jaya” usia 14 tahun ke bawah (U14) mencetak prestasi membanggakan dengan berhasil merebut juara turnamen Borneo Football Cup yang diselenggarakan pada 1-3 Oktober 2017 di Kinbalu, Sabah, Malaysia.

Pada pertandingan final yang digelar di stadion sepak bola Kompleks Olah Raga Likas, Kinabalu, Selas (3/10), tim Garuda Jaya berhasil mengalahkan tim Hong Kong Football Junior League (HKJFL), dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal dicetak oleh pemain gelandang bertubuh ramping, Kasma Manggala, pada menit ke-20 pada babak kedua.

Kasma yang masih duduk di kelas 3 SMP 14 Bandung, menyatakan kegembiraannya mampu menjebol gawang Tim HKFJL-Hong Kong dan membawa timnya menjadi jawara Borneo Football Cup 2017.

“Saya ingin menjadi pemain sepak bola profesional dan menjadi pengusaha,” ujarnya singkat sambil menyeka keringat di dahinya, ketika ditanya soal cita-citanya.

Turnamen tahunan Borneo Fotball Cup diselenggarakan oleh FAM (Football Association of Malaysia). Turnamen U14 tahun 2017 ini diikuti oleh 8 tim, yaitu St George City, Australia, Putera FC, Thailand, Dreaming Football United, Philippines, Tabs, Malaysia, DPM Sports School, Malaysia, HKJFL, Hong Kong dan SBAI Garuda Jaya, Indonesia.

Tim SBAI U14,  direkrut dari berbagai sekolah sepak bola anak dari berbagai daerah di Indonesia. Manajer tim SBAI U14, Frans Bawole, yang juga ayah dari pencetak goal tunggal, Kasma Manggala, menuturkan bahwa tujuan utama mengikuti turnamen Borneo Cup adalah untuk memberikan pengalaman bertanding internasional kepada anak-anak  serta mengasah teknik dan kemampuan bermain bola.

Sebelumnya, pada awal tahun 2017, Tim SBAI U14 juga berhasil membawa pulang piala dari kejuaraan Sepak Bola U14 Eropa di Barcelona, Spanyol. Pada final, TIM SBAI U14 berhasil mengalahkan Tim U14 Irlandia.  Atas raihan prestasi gemilang itu, 2 anak lulusan SBAI-U14  telah direkrut dan mendapatkan beasiswa selama 3 tahun untuk berlatih di salah satu klub sepak bola junior di Spanyol.

Menghadapi Tim Liga Junior Hong Kong yang postur tubuhnya rata-rata lebih jangkung, sejak awal Frans yakin anak asuhnya akan mampu mengimbanginya, karena sudah pernah bermain di Eropa.

Sumber: kemlu.go.id (04/10/17)


Kaskus Raih ASEAN Entrepreneur Award 2017 di Seoul, Korsel

$
0
0

Siapa bilang kalo udah tua itu berarti lemah dan gak eksis. Hal itu dibuktikan Kaskus yang sudah berumur 18 tahun dengan menerima penghargaan ASEAN Entrepreneur Award pada gala dinner the 18th World Knowledge Forum 2017 di Seoul, Korsel pada 18 Oktober lalu.

Perhelatan itu dihadiri oleh orang-orang terhomat di Korsel, termasuk Ban Ki Moon yang duduk di sebelah Andrew Darwis. Pria berbadan kurus tersebut menerima penghargaan ASEAN Entrepreneur Award atas prestasinya sebagai pendiri Kaskus, salah satu pelopor diawal pertumbuhan industri digital Indonesia, yang terus berinovasi di usianya yang dewasa.

“Bisa terpilih menjadi salah satu pemenang ASEAN Entrepreneur Awards 2017 membuat saya sangat berterima kasih dan tentunya bangga, karena saya bisa mewakili Indonesia di ajang internasional,” kata Andrew.

“Penghargaan ini membawa kesan tersendiri bagi saya, karena tanpa dukungan dan loyalitas dari 10 juta Kaskuser di seluruh Indonesia juga para Kaskus Officer, Kaskus tidak akan terus eksis di industri digital hingga saat ini,” sambungnya.

“Penghargaan ini merupakan bukti pengakuan bahwa Kaskus masih terus eksis dan dibutuhkan. Juga sekaligus jadi cambuk menjadi lebih baik di masa datang dengan berbagai inovasi,” ujar Andrew santai.

Kaskus salah satu portal komunitas online terbesar di Indonesia yang beranggotakan lima juta pengguna aktif dan mendapat kunjungan sebanyak 13 juta pengunjung setiap bulannya. Kaskus juga merupakan salah satu pelopor platform e-commerce nasional dengan nilai transaksi yang sangat signifikan.

Penganugerahan ASEAN Entrepreneur Award kali ini merupakan penyelenggaraan yang kedua kalinya. Pada tahun 2016, CEO Go-Jek, Nadiem Makarim menjadi penerima perdana penghargaan dimaksud.

Maekyung Media Group selalu menjadi penyelenggara kegiatan yang bersifat inovatif ini. Mekyeung merupakan salah satu perusahaan media terkemuka di Korsel atau grup induk dari Maeil Business Newspaper, stasiun televisi MBN dan portal Maekyung.com.

Selain Andrew, peraih penghargaan lain adalah Le Van Kiem, Chairman of Long Thanh Golf Investment and Trading, Vietnam. Ia dianggap menjadi salah seorang kampiun dalam bidang investasi bidang properti.

Keberhasilan Andrew Darwis sebagai pemenang penghargaan kali ini didukung oleh KBRI Seoul yang menominasikan Kaskus kepada penyelenggara. Kaskus dianggap dapat menjadi simbol keberhasilan Indonesia dalam pengembangan industri konten kreatif dan e-commerce berbasis komunitas/umum yang saat ini berkembang pesat.

Dubes RI Seoul, Umar Hadi berharap, penganugerahan ASEAN Entrepreneur Award kali ini dapat lebih mengangkat citra Indonesia di dunia internasional dan membangkitkan gairah entrepreneur muda di dalam negeri untuk mengembangkan industri kreatif sebagai pilar perekonomian masa depan.​

Sumber: kemlu.go.id (20/10/17), antaranews.com (19/10/17)


2 Bandara Indonesia Raih Penghargaan dari Airport Council International

$
0
0

Indonesia boleh berbangga lantaran 2 bandaranya meraih penghargaan dan pengakuan internasional. Hal itu ditandai dengan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang baru saja menerima penghargaan bengengsi tingkat dunia. Airport Service Quality (ASQ) Awards 2017 dari Airport Council International (ACI) menobatkan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sebagai “The 3rd World Best Airport 2016” dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebagai “The Most Improved Airport in Asia-Pacific 2016.”

PT Angkasa Pura I (Persero) menerima langsung penghargaan tersebut di acara seremonial “27th Airport Council International Africa/World: Annual General Assembly Conference & Exhibition” pada 17-18 Oktober 2017 di Mauritius, Afrika.

“Pengakuan ini merupakan bukti nyata atas kerja keras yang terus kami lakukan dan fokus kami untuk selalu meningkatkan pelayanan kepada para penguna jasa bandara, sekaligus sebagai perwujudan visi perusahaan,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Danang S Baskoro.

Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali berhasil menyabet penghargaan sebagai bandara nomor tiga terbaik di dunia tahun 2016 dalam kategori bandara dengan 15-25 juta penumpang per tahun. Adapun Bandara Sultan Hasanuddin Makassar digadang sebagai bandara yang paling berkembang di kawasan Asia Pasifik tahun 2016.

Penghargaan Airport Service Quality (ASQ) merupakan satu-satunya program benchmarking global yang mengukur tingkat kepuasan penumpang di bandara. Survei ASQ dilakukan oleh Airport Council International (ACI), sebuah organisasi bandara yang berbasis di Montreal, Kanada. Survei ini menilai kepuasan penumpang di lebih dari 250 bandara dunia dari 34 indikator, antara lain akses bandara, check in, security screening, fasilitas belanja, restoran, serta fasilitas toilet.

Sumber: travel.kompas.com (20/10/17)


Mahasiswi FKUI Raih 2 Penghargaan Braincoms 2017 di Brazil

$
0
0

Madhyra Tri Indraswari, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkatan 2013, mengharumkan nama Indonesia dengan berhasil meraih dua penghargaan, yakni Best Poster Session pada ajang Brazilian International Congress of Medical Students (Braincoms) 2017 yang diadakan pada 19-21 Oktober 2017 di the Universidade Federal de São Paulo, Brazil.

Braincoms 2017 merupakan salah satu kongres internasional mahasiswa kedokteran terbesar di Amerika Latin, yang diselenggarakan sebagai wadah bagi mahasiswa kedokteran internasional untuk bertemu dan mempresentasikan hasil riset mereka, mengikuti workshop yang dibuat dengan menarik, serta mengikuti kuliah inti dari berbagai narasumber ternama dalam bidang riset kedokteran. Ajang yang mengambil tema Creativity Enriching Medicine ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta yang berasal dari 23 negara di seluruh dunia.

Kegiatan Braincoms 2017 meliputi oral presentation, presentasi poster, keynote lectures, dan berbagai macam workshops yang dapat dipilih oleh mahasiswa sesuai dengan minat masing-masing. Pada ajang ini, Madhyra mempresentasikan dua poster ilmiahnya yang dilombakan dalam bidang Surgery dan Clinical.

Poster karya Madhyra di bidang surgery berjudul Comparison of Laparoscopic Versus Open Hartmann’s Reversal Procedure: A Systematic Review and Meta-analysis dan poster yang dilombakan pada bidang clinical mengambil judul A Randomized Controlled Trial : Effect of Bone Marrow Mesenchymal Stem Cell to Normal Arterial Wall in Normotensive Rats. Kedua poster yang dipresentasikan Madhyra berhasil meraih penghargaan sebagai Best Poster Session pada ajang Braincoms 2017.

Poster bidang surgery yang Madhyra presentasikan merupakan karya ilmiah yang dibuat pada saat Ia belajar di University of Melbourne, Australia (program double degree Kelas Internasional FKUI) dibawah bimbingan Prof. Alexander G. Heriot, , MD, MBA, FRACS. Poster ini Madhyra memaparkan perbandingan teknik operasi besar dengan teknik laparascopy untuk penyambungan kolon ke anus yang biasanya terpotong setelah pengangkatan colorectal cancer. Dari hasil meta analysis yang dilakukan, menunjukkan bahwa laparoscopy memiliki tingkat morbiditas yang lebih rendah dan hasil operasi lebih aman dibandingkan dengan operasi terbuka.

Adapun pada poster ilmiah berjudul A Randomized Controlled Trial : Effect of Bone Marrow Mesenchymal Stem Cell to Normal Arterial Wall in Normotensive Rats, Madhyra melakukan clinical trial kepada tikus Wistar untuk melihat efek pemberian stem cell terhadap pembuluh darah normal (non-hipertensi). Penelitian yang dibimbing oleh Dr. dr. Setyo Widi Nugroho, SpBS(K) ini menemukan fakta bahwa pemberian stem cell cenderung aman untuk pembuluh darah, namun tetap dibutuhkan penelitian lebih lanjut dikarenakan terdapat pembuluh darah yang menunjukkan penebalan.

Semoga hasil yang telah dicapai Madhyra ini dapat menjadi motivasi bagi sivitas akademika FKUI, juga mahasiswa kedokteran Indonesia lainnya untuk berani mencoba mengikuti kongres internasional dan mengharumkan nama bangsa dengan karya-karyanya yang cemerlang.

Sumber: fk.ui.ac.id (27/10/17)



Spektronics ITS Raih Juara Pertama Chem E-Car Competition 2017 di Amerika Serikat

$
0
0


Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mencetak prestasi membanggakan di kancah internasional. Tak tanggung-tanggung tim Chem E-car ITS ini berhasil merebut dua juara sekaligus, yakni juara pertama untuk kategori Race Competition (Kompetisi Utama) dan Best Video Competition, dan melumpuhkan juara bertahan University of California pada American Institute of Chemical Engineers (AIChE) CHEM E-CAR Competition 2017 yang digelar pada 27-30 Oktober di Minneapolis, Amerika Serikat.

Tim Spektronics ITS terdiri dari mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS. Mereka adalah Rifky Putra Herminanto (angkatan 2014), M Irfan Nurul Fajar (2015), Miftahul Hadi (2015) dan Timotius Giovandi (2015), dengan pembimbing Hamzah Fansuri.

Spektronics Aerio Superior (AS), prototype mobil berukuran mini ramah lingkungan tersebut berhasil mengalahkan mobil 42 tim peserta lainnya yang berasal dari berbagai negara, seperti Amerika, China, Puerto Rico, Yunani, Hongkong, Taiwan, Arab Saudi, Korea Selatan. Mobil ini diramu dengan reaksi kimia H2O2 dengan Ferum (III) klorida (FeCl3) sebagai katalis.

Rifky Putra Herminanto, Koordinator Spektronics ITS menjelaskan pada kompetisi utama (Race Competition) setiap tim diberikan dua kali kesempatan untuk menempuh jarak 23,5 meter dengan tingkat eror terkecil. Tak hanya itu mobil ini juga diwajibkan untuk membawa beban air sebesar 157 mili liter yang diberi tahu sejam sebelum kompetisi. Dalam hal ini, mobil yang memiliki tingkat eror terkecil keluar sebagai pemenang kompetisi.

Pada kesempatan pertama mencoba, tim Spektronics berada di urutan ke-6 dengan error 73 cm. “Namun pada kesempatan kedua,setelah berdiskusi dan menganalisis reaksi yg terjadi, Tim Spektronics berhasil melesat menyalip dan menjadi juara pertama dengan error yg hanya 2 cm dari target sehingga bisa menyabet juara satu. Perolehan tingkat eror ini cukup kompetitif dengan juara dua yang memiliki tingkat eror sembilan senti meter oleh University of California-Irvine,” jelas Rifky.

Ada tiga kendala yang dihadapi tim Spektronics selama lomba. Kendala tersebut ialah perbedaan suhu yang sangat ekstrem antara Amerika dan Indonesia, tidak adanya kesempatan untuk test-run sehingga tidak bisa kalibarasi data dan bahan kimia yang berbeda tingkatan yang ada di Indonesia. Namun hal itu tidak menjadi masalah bagi Rifky dan tim karena ia dan tim sudah mempersiapkan penghangat air yang dibawa dari Indonesia untuk menghangatkan reaktor.

“Meskipun tidak ada test-run kami tidak merasa ragu karena kami sudah berangkat dengan persiapan yang matang dari Indonesia dan semua kemungkinan sudah disimulasikan terlebih dahulu “ tutur mahasiswa Departemen Teknik Kimia tersebut.

Perolehan juara pertama ini merupakan perolehan prestasi paling besar dalam sejarah tujuh tahun Spektronics ITS.  “Ini merupakan prestasi terbesar Spektronics ITS sejauh ini. Dan kemenangan ini tentu kami persembahkan untuk Indonesia dan ITS tercinta,” ujar Putu Adhi Rama Wijaya, Ketua Tim Spektronics ITS.

“Hikmahnya bagi kita semua atas prestasi ini adalah diakuinya Indonesia sebagai negara ke 4 (setelah China Hongkong, Korea dan Saudi Arabia) yang dapat menyelenggarakan Kompetisi Chem-E-Car yang diakui oleh IAChE dan tentu saja diakuinya Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia sebagai Student Chapter IAChE,” ujar Rektor ITS Joni Hermana.

Sumber: its.ac.id, aiche.org, republika.co.id (30/10/17)


4 Siswa SD Asal Surabaya Raih Penghargaan Inovasi Internasional di Hong Kong

$
0
0


Jika anda tiba-tiba ingin buang air kecil, tetapi saat itu anda jauh dari (atau bahkan tidak ada) toilet, pastinya akan sangat menyulitkan anda. Namun hal itu dapat diatasi lewat karya Brandon Antonio Wisiman (11) berupa Pee Watering Container, yaitu wadah untuk membuang air seni yang praktis sehingga buang air kecil bisa dilakukan dimana pun.

“Jadi saya punya masalah saat berpergian, yaitu waktu mau pipis toiletnya jauh, jadinya saya harus kencing di botol plastik,” ujar siswa kelas 6 SD Elyon Christian School Surabaya ini.

Brandon dengan Pee Watering Container

Pee Watering Container berupa kantong air berbahan plastik dengan tutup seperti botol, dilengkapi kain yang dijahit untuk meletakkan kantong plastik tersebut serta kain hitam seperti celemek, yang difungsikan untuk menutup bagian depan tubuh saat kamu menggunakan alat tersebut.

“Saat ini kan alatnya cuma bisa dipakai sama laki-laki, mungkin ke depannya alatnya bisa dipakai oleh perempuan juga,” ungkap Brandon.

Lain Brandon, beda pula kisah Christopher Jesse Sumali. Anak laki-laki berumur 8 tahun asal Surabaya ini ingin membantu kakeknya, dengan membuat alat yang dapat memudahkan aktivitas di malam hari. Bocah yang dipanggil CJ ini membuat ikat pinggang yang diberi nama “Flash Belt.”

CJ Sumali dengan penghargaannya

Sepintas, ikat pinggang karya bocah kelas 3 SD ini tidak ada bedanya dengan ikat pinggang lainnya, akan tetapi di bagian samping besi pengait ada lampu dengan daya baterai yang bisa menyala terang. Berkat alat tersebut, kakeknya bisa terbantu dalam melakukan aktivitas saat malam hari, sehingga tidak perlu membangunkan CJ saat tidur.

“Ide alatnya dari pengalaman pribadi, jadi suka dibangunkan kakek saat tidur, kan kalau malam lampunya dimatikan. Jadi gelap, kakek susah lihat di tempat yang gelap. Biasanya kakek bangun kalau nggak ke WC ya mau minum. Karena kakek suka pakai ikat pinggang, jadi aku buat yang ada lampunya,” ujar CJ.

“Pengennya nanti dipasang sensor, jadi ikat pinggangnya pas gelap bakal nyala sendiri lampunya,” ujar CJ.

Selain itu, Galleno Audrey Salvator & Giancarlos Nehemia Tedjosukmono, kelas 5 SD dari Dharma Mulya Christian School Surabaya juga berhasil membuat karya inovasi yang bertajuk “BagMap.”

Karya Brandon, CJ, dan Galleno serta Giancarlos tersebut diikutsertakan dalam kontes inovasi di ajang Hong Kong International Student Innovative Invention Contest 2017 pada 16 Desember 2017 di Hong Kong Cyberport yang diselenggarakan oleh Yan Chai Hospital Lim Por Yen Secondary School, khusus bagi para siswa sekolah dasar untuk dapat menunjukkan hasil inovasinya.


Tiga karya inovasi yang mereka buat dilombakan bersama 326 inovasi lainnya dari total 570 siswa sekolah dasar asal Hong Kong, Malaysia, Taiwan, China, dan Macau. Setelah proses presentasi karya para peserta dari berbagai negara yang cukup ketat, tim Indonesia yang tergabung dalam tim Krya.id tersebut berhasil mendapatkan penghargaan sebagai berikut.

Brandon Antonio Wisiman (6 SD) dengan karya “Pee Watering Container” meraih:
– Silver Medal kategori Senior.
– Malaysia Special Award.
– Hong Kong Special Award.
– International Innovation Cup.

Christopher Jesse Sumali (3 SD) dengan karya “Flash Belt” meraih:
– Bronze medal kategori Junior.
– Hong Kong Special Award.
– Taiwan Special Award.

Galleno Audrey Salvator & Giancarlos Nehemia Tedjosukmono (5 SD) dengan karya “BagMap’ meraih:
– Merit Prize kategori Senior.
– Malaysia Special Award.
– Hong Kong Special Award.

Selamat buat adik-adik semua. Kalian memang hebat dan membanggakan.

Sumber: jatim.tribunnews.com (19/12/17), facebook.com/krya.id (21/12/17)

Siswa RI Raih Medali & Penghargaan di Olimpiade Robot Internasional 2017, China

$
0
0

Sebanyak 13 peserta yang berasal dari SMAN 28 dan SMA Al-Azhar 19 Jakarta berada di China sejak 14 Desember 2017 untuk mengikuti ajang International Robot Olympiad di Qinhuangdao, Provinsi Hebei. Dalam kompetisi yang bertema “Public Safety and Security” ini, tim dari Indonesia meraih medali perak untuk kategori “Robot in Movie”. Sementara satu tim lainnya memperoleh penghargaan “Technical Award” untuk kategori “Creative Team”.

“Capaian anak-anak ini membawa Merah Putih berjaya di dunia internasional. Dengan penuh semangat dan percaya diri, mereka akhirnya mengalahkan tim-tim lain yang telah memiliki prestasi sebelumnya,” demikian ungkap Vice President Komite Robot Indonesia, Riza Muhida, ST, M.Eng, Ph.D yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen jurusan Teknik Komputer Universitas Bandar Lampung.

Selama mengikuti kompetisi, mereka didampingi oleh beberapa orang guru pembimbing dari SMAN 28, antara lain Bapak Arif Harahap. Sebagai guru pembimbing, Arif pun turut bangga melihat kesuksesan anak didiknya yang tentunya tidak hanya mengharumkan nama sekolah, tetapi juga bangsa dan masyarakat Indonesia.

“Semoga prestasi mereka dapat menginspirasi generasi muda lainnya di tanah air untuk menghasilkan karya-karya inovatif lainnya,” ujarnya.

Olimpiade yang pertama kali berlangsung pada tahun 1999 ini diselenggarakan oleh International Robot Olympiad Committee yang berpusat di Seoul, Republik Korea. Beberapa motivasi yang ingin dicapai oleh komite ini antara lain mengembangkan kemampuan intelektual generasi muda di bidang ilmu teknologi, mengembangkan talenta generasi muda yang memilki ketertarikan di bidang robotik dan memperkenalkan kecanggihan robot kepada kalangan masyarakat luas.

Dengan berpartisipasi aktif dalam ajang kompetisi robot ini, generasi muda Indonesia diharapkan dapat mengasah kreativitas dalam menciptakan suatu karya teknologi robot sesuai tuntunan zaman dan sekaligus membangun jaringan sosial dengan generasi muda dari berbagai negara, seperti Jerman, Republik Korea, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Saudi Arabia, beberapa negara di kawasan Asia Tengah dan Amerika Latin.

Sumber: kemlu.go.id (22/12/17)

 

Mahasiswa Fikom Unpad Juara Kompetisi Impact 2017 di Malaysia

$
0
0

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih juara kedua dalam lomba Communication Campaign dan juara ketiga dalam lomba Creative Packaging dalam kompetisi “Impact (Immersion, Appreciation and Tribute) 2017” yang diselenggarakan di Universiti Sains Malaysia, Pinang pada 13-14 Desember 2017 lalu.

Juara kedua Communication Campaign diraih tim prodi Hubungan Masyarakat angkatan 2015, yaitu Muhammad Fairuz Satria Ananda, Alfianisa Fitri, Duwy Sartika, dan Inayah Zahra Zahirah sedangkan juara ketiga dalam lomba Creative Packaging diraih tim yang beranggotakan Amiralina Negoro dan Tavia Rana Nadhifa.

Revolutionizing Communication adalah tema yang diangkat dalam kompetisi tersebut. Revolutionizing Communication mengacu pada efek dan dampak dari teknologi terdepan yang mereformasi komunikasi ke dalam jejaring, kolaborasi, dan peluang keterlibatan yang lebih besar.

“Dengan tema Revolutionizing Communication tersebut, kami membuat communication campaign, yaitu Harmonisia – Harmony between Indonesia and Malaysia,” ungkap Fairuz.

Bukan hanya Unpad dari Indonesia saja yang berhasil menyabet gelar juara di ajang tersebut, beberapa universitas yang berhasil menyabet gelar juara antara lain, Universitas Sebelas Maret, Universitas Islam Bandung, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan.

“Immersion, Appreciation and Tribute 2017 telah menjadi platform bagi mahasiswa dalam pembelajaran dan studi media dari seluruh penjuru negeri dan kawasan ASEAN untuk menjalin hubungan, saling berbagi pengetahuan dan berkolaborasi satu sama lain. Kemenangan ini pun membawa nama baik Universitas Padjadjaran di kancah Internasional, khususnya ASEAN,” pungkas Fairuz.

Sumber: unpad.ac.id (21/12/17)

Mahasiswa IPB Raih Best Paper ELBIS di Malaysia

$
0
0

Mahtuf Ikhsan, mahasiswa Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor (IPB) mengharumkan nama bangsa dalam ajang konferensi internasional dengan mendapatkan Best Paper Award dalam the 5th International Conference on Education, Law, Business and Interdiciplinary Research (ELBIS) di Grand Seasons Hotel, Kuala Lumpur, Malaysia pada 21-22 November 2017 lalu.

ELBIS adalah konferensi dunia reguler yang diadakan setiap tahun oleh Emirates Research Publishing yang diikuti oleh peserta dari Spanyol, Denmark, Yordania, Arab Saudi, Yaman, Pakistan, India, Malaysia, Afrika, Singapura dan Indonesia.

Mahtuf adalah peserta termuda. Rata-rata peserta adalah mahasiswa program magister, dan profesor. Makalah yang ditulisnya berjudul “The Role of Institution of Aspect to Create Community Forest Sustainability in Bogor Regency Indonesia (Peran Institusi sebagai Aspek untuk Menciptakan Kelestarian Hutan Rakyat di Kabupaten Bogor Indonesia)”. Di bawah bimbingan Dr Ir Yulius Hero, M.Sc, Mahtuf menggambarkan pengelolaan hutan kemasyarakatan yang ada di Bogor. Ia ingin mengintegrasikan proses produksi dengan industri.

“Produksi dari hutan rakyat bisa langsung terhubung dengan industri, sehingga hubungan pada fasilitasi dan pendanaan hutan rakyat dapat berinteraksi dengan industri,” katanya.

Dia membandingkan pengelolaan hutan rakyat di Rumpin dan Leuwiliang. Dari situ, dia tahu bahwa pengelolaan hutan di Leuwiliang lebih baik karena dana tersebut bersumber dari koperasi sehingga lebih teratur, sedangkan dana di Rumpin berasal dari sumber pribadi.

“Metode yang saya gunakan adalah wawancara mendalam dengan menggunakan tiga analisis, yaitu analisis perilaku pemangku kepentingan, analisis biaya transaksi (transaction cost) dan analisis kelestarian hutan,” katanya.

Hasil yang diperolehnya bisa menjadi rekomendasi kebijakan pemerintah, terutama pemerintah daerah dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (RI), dalam menyusun peta strategis rencana pengelolaan hutan sosial ke depan dan lebih banyak lagi yang masuk ke pertimbangan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Harapan masyarakat adalah fasilitasi bantuan keuangan dan bantuan bagaimana membentuk koperasi yang baik sekaligus fasilitasi pemeliharaan hutan (Silviculture Technique) guna meningkatkan produktivitas hutan rakyat.

Sumber: ipb.ac.id (12/01/18)

Viewing all 1949 articles
Browse latest View live