Quantcast
Channel: Indonesia Proud
Viewing all 1949 articles
Browse latest View live

The Resonanz Children’s Choir Raih Juara Umum Kompetisi Paduan Suara Internasional di Italia

$
0
0

Paduan suara anak Indonesia The Resonanz Children’s Choir (TRCC) kembali mengharumkan nama bangsa dan menorehkan prestasi international dengan menjadi juara umum pada kompetisi paduan suara Musica Eterna Roma International Festival & Competition 2017 yang berlangsung di Roma, Italia pada 5-9 Juli 2017.

Kompetisi paduan suara tersebut diikuti oleh 15 peserta dari 12 negara, yaitu dari Indonesia, Spanyol, Denmark, Lithuania, Latvia, Taiwan, Afrika Selatan, Belgia, Filipina, Kanada, Ceko, dan Finlandia.

Selain menjadi juara umum, TRCC juga menjadi juara untuk dua kategori yang diikuti, yaitu kategori Children’s Choir (dengan nilai 26.94 dari 30 point) dan kategori Gospel and Spirituals (dengan nilai 27.7 dari 30 point).

“Ini kemenangan yang ke-enam, sejak kita meraih juara pada 2012 lalu,” ungkap Avip Priatna, pimpinan Resonanz Music Studio.

Avip mengatakan kompetisi kali ini lebih berat karena menghadapi paduan suara dari negara-negara yang kerap menjadi jawara pada kompetisi paduan suara. Tidak hanya itu, TRCC menjadi satu-satunya paduan suara anak yang masuk grand final melawan paduan suara dewasa untuk memperebutkan title juara umum.

“Paduan suara dari Denmark dan Filipina, semua pernah jawara kompetisi, akan tetapi Alhamdulilah, kita berhasil mengalahkan mereka,” ujar Avip.

Pada kompetisi kali ini, TRCC menampilkan 58 anak yang rentang usianya 10-17 tahun. Dipimpin konduktor Devi Fransisca, mereka membawakan karya-karya paduan suara dari berbagai zaman dan style, antara lain Táncnotá karya Zoltan Kodaly, Salve Regina karya Javier Busto, Music Down In My Soul karya Moses Hogan, lagu daerah Bungong Jeumpa yang diaransemen Fero Aldiansya Stefanus, serta Yamko Rambe Yamko aransemen Agustinus Bambang Jusana. Penampilan mereka diperkuat dengan koreografi tarian arahan koreografer Sonja Simanjuntak.

“Saya merasa bersyukur dan senang bahwa untuk kesekian kalinya Indonesia kembali mengharumkan nama Indonesia sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak hanya mampu membawakan karya asal Indonesia saja tetapi juga mampu menginterprestasikan karya karya komposer dunia,” ujar Avip.

Avip mengatakan bahwa anak-anak TRCC berlatih secara intensif sejak bulan Mei dengan dukungan tim pelatih yang solid yaitu Luciana Oendoen, Rainier Revireino, dan David Hartono Chendra.

“Yang sulit adalah bagaimana mereka, anak-anak yang masih sekolah ini, menyediakan waktu untuk latihan, dan bahkan di akhir pekan,” ujarnya.

Usaha yang dilakukan sejak Mei itu kini terbalas. Kemenangan di Roma kali ini menambah daftar prestasi internasional grup TRCC, setelah menjadi juara di kompetisi paduan suara di Bali, Hong Kong, Hungaria, AS, dan Venezia.

Sumber: cnnindonesia.com (09/07/17)



Tim UGM Raih Best Delegate Kompetisi Start Up ASEAN di Singapura

$
0
0

Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, yang terdiri dari Irvandias Sanjaya (Psikologi) dan Wahyuningtyas Puspitasari (FEB), mengharumkan nama Indonesia dengan berhasil meraih gelar Best Delegate di ajang kompetisi 2nd Startup Accelerator Class yang berlangsung pada 10-12 Juli 2017di Kaplan University, Singapura.

Keduanya berhasil menggondol penghargaan sebagai tim terbaik dengan mengusung ide bisnis start up Design for Dream (DfD) yang menggandeng anak-anak penyandang disabilitas.

“Bersyukur tim UGM bisa mendapat penghargaan sebagai tim terbaik di ajang bergengsi ini,” tutur Irvandias.

Lebih lanjut Irvandias menjelaskan bisnis start up yang mereka kembangkan merupakan platform  bisnis yang berbasis crowdfunding disabilitas pertama di Indonesia. Bisnis ini bertujuan untuk mengadvokasi, mendukung, dan merealisasikan impian para penyandang disabilitas di Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.

“Nantinya DfD akan membuat sebuah desain produk berupa baju yang dibuat oleh anak-anak penyandang disabilitas. Sementara 40% keuntungan yang didapat akan dimanfaatkan untuk membantu mewujudkan mimpi-mimpi anak-anak difabel ini,” ungkapnya.

Kegiatan yang diadakan oleh Indonesian Youth Academy (IYA) ini diikuti sebanyak 85 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Selama tiga hari peserta mengikuti workshop, seminar, mentoring, serta pitching. IYA ingin memunculkan platform pembelajaran bagi pemuda Indonesia untuk belajar di Singapura melalui ASEAN Startup Accelerator 2nd Class. Acara ini diposisikan sebagai kamp interaktif dan komprehensif selama 3 hari yang akan melengkapi peserta dengan keterampilan kewirausahaan, membangun tim untuk memulai startup, mengidentifikasi kemungkinan peluang kewirausahaan global yang berdampak pada wilayah mereka dan membuat AFTA berhasil.

Sumber: ugm.ac.id (17/07/17)


3 Bandara Indonesia Masuk 10 Besar Dunia versi Airports Council International

$
0
0

Bandara Indonesia kembali mendapatkan pengakuan dan penghargaan internasional. Kali ini, tiga bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I masuk dalam peringkat 10 besar dunia dengan tingkat kepuasan penumpang tertinggi pada kuartal I/2017 versi Airports Council International (ACI).

Tidak tanggung-tanggung, peringkat yang diraih adalah peringkat pertama, kedua, dan kesepuluh. Bandara Sultan Aji Muhamad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur, berhasil menduduki peringkat pertama dari total 85 bandara dunia pada kategori penumpang 5-15 juta orang per tahun.

Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menempati peringkat kedua dari total 37 bandara pada kategori jumlah penumpang 15-25 juta orang per tahun. Adapun, Bandara Juanda Surabaya berada di posisi 10 pada kategori yang sama.

Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I Danang S. Baskoro mengatakan peningkatan peringkatan kepuasan penumpang menunjukkan komitmen AP I dalam memberikan standar layanan yang baik kepada para penumpang.

“Kami selalu berupaya menjaga dan meningkatkan standar layanan kami bagi pengguna jasa bandara, khususnya penumpang pesawat, agar terwujud service excellence,” katanya.

Danang menambahkan peningkatan peringkat juga merupakan indikator perwujudan visi perseroan untuk dapat menjadi salah satu dari 10 besar pengelola bandara terbaik di Asia ke depannya.

ACI adalah organisasi bandara terkemuka di dunia yang berbasis di Montreal, Kanada. Program Airport Service Quality (ASQ) dari ACI merupakan program benchmarking global yang mengukur tingkat kepuasan penumpang di bandara.

Untuk diketahui, program ASQ ini mengukur opini dari 34 indikator kerja, antara lain seperti akses bandara, check in, security screening, fasilitas belanja, restoran dan toilet. ASQ juga menjadi standar dunia untuk mengukur kepuasan penumpang di bandara.

Sumber: bisnis.com (24/07/17)


Tim Madrasah TechnoNatura Raih Juara Kompetisi Robot Internasional di AS

$
0
0

Siapa bilang siswa madrasah cuma jago di bidang agama Islam. Dalam bidang iptek pun mereka tidak ketinggalan. Hal itu dibuktikan tim Madrasah Aliyah TechnoNatura dari Depok yang sukses meraih medali perak untuk kategori “Inovasi Teknik Terbaik” dalam kompetisi robotik internasional, FIRST Global Challenge 2017, yang berlangsung pada 17 – 18 Juli lalu di Washington, DC, Amerika Serikat.

Kompetisi internasional ini diikuti tim robotik yang terdiri dari siswa-siswi SMA dari sekitar 160 negara. Indonesia mengirim tim robotik Madrasah Aliyah TechnoNatura dari Depok, Jawa Barat, yang merupakan sekolah madrasah berbasis teknologi dan alam. TechnoNatura pernah menjuarai kompetisi Indonesia Information Communication and Technology Award (INAICTA).

Robot tim Indonesia harus berkompetisi melawan robot-robot milik tim negara lain dalam enam ronde selama dua hari. Tujuan diadakannya kompetisi robot ini adalah untuk memecahkan masalah terkait krisis air bersih.

“Prosesnya itu dua setengah bulan riset, dan satu bulan untuk merancang robot ini,” ujar Hisham dari tim robotik Indonesia. “Tim kami ada 10 siswa dan tiga guru, dibagi jadi tiga – tim software, hardware dan media.”

Kompetisi robotik ini menerapkan prinsip IoT sehingga, robot yang dibuat harus mampu mengirimkan data lewat internet ke perangkat komputer. Panitia menyediakan waktu 1,5 bulan untuk menyelesaikan robot ini. Dalam proses pembuatan robot, tim mengaku harus beradaptasi. Sebab, mereka biasa menggunakan metode programming untuk Arduino. Sementara lomba ini mengharuskan koding menggunakan Android Studio.

 

Kerja keras tim robotik Indonesia pun terbayarkan. Robot tim Indonesia memiliki keunggulan dalam fungsinya yang membuahkan medali perak untuk kategori “Inovasi Teknik Terbaik,” juga mendapat pujian dari juri dan anggota tim lainnya.

“Tim Indonesia sangat bagus, mereka menggunakan semua perangkat dan fitur-fitur. Mereka memiliki keunikan, dan rancangan robot mereka punya fitur mekanisme melontarkan bola. Mereka menarik perhatian kami,” ucap Robert Dudek, salah satu juri FIRST Global Challenge.

Ketua dan mentor tim robotik Indonesia pun tidak bisa meredam kebahagian atas pencapaian ini. “Kita selalu percaya bisa menang, tapi untuk mendengarnya sendiri, itu kaget sekali. Alhamdulillah,” kata Radid, ketua tim robotik Indonesia.

“Terus terang kita sedikit surprised dengan kemenangan ini. Karena seperti yang teman-teman tahu, persiapan kita sangat mepet. Bahkan di hari-hari akhir kita harus melakukan tweaking terhadap robot kita,” sambung mentor tim Indonesia Tras Rustamaji. “Tapi, Alhamdulillah, akhirnya kita terpilih sebagai pemenang.”

Pihak penyelenggara kompetisi FIRST Global Challenge punya visi luas untuk perlombaan ini. “Tujuan kami adalah membantu menciptakan jaringan global para siswa-siswi yang memahami teknologi, menghargai nilai dan kekuatan teknologi untuk membantu menciptakan masa depan yang lebih baik dan untuk memecahkan berbagai masalah di dunia. Dunia membutuhkan anak-anak ini, bukan hanya murid laki-laki atau segelintir anak-anak dari negara-negara maju, tapi justru anak-anak dari seluruh dunia. Terutama murid perempuan untuk mencintai teknologi dari awal, menyukai teknologi dan bersemangat bahwa teknologi dapat membuka jalan bagi karir mereka,” ujar Dean Kamen, pendiri dan presiden FIRST Global.

Ini adalah pertama kalinya kompetisi robotik FIRST Global Challenge diselenggarakan dalam skala internasional. Tahun depan, kompetisi ini akan berlangsung di kota Mexico City, Mexico.

Sumber: voaindonesia.com (20/07/17), cnnindonesia.com (24/07/17)

 


PSM ITS Raih Tiga Trofi Kompetisi Paduan Suara Internasional di Inggris

$
0
0

Kabar gembira datang dari Inggris. Paduan Suara Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PSM ITS) Surabaya menorehkan prestasinya di kancah internasional dengan berhasil memboyong tiga trofi dalam perayaan 70th Anniversary Llangollen International Musical Eisteddfod 2017, United Kingdom yang berlangsung pada 3-9 Juli lalu.

Adapun tiga trofi yang berhasil dibawa pulang PSM ITS dalam kompetisi paduan suara internasional tersebut adalah runner up kategori Youth Choir, runner up kategori Adult Folk Choir, serta juara tiga kategori Mixed Choir.

“Untuk kategori Adult Folk Choir, lagu tradisional Madura yang kami bawakan hanya kalah 0,3 poin dengan juara pertama,” terang Dr Ing Ir Bambang Soemardiono selaku Pembina PSM ITS.

Menurut Bambang, pencapaian prestasi ini cukup baik dibanding beberapa pengalaman sebelumnya. “PSM baru pertama kali mengikuti kontes di Llangollen, dan langsung mendapat juara,” tutur dosen Departemen Arsitektur ini.

Prestasi ini tak luput dari hasil latihan keras anggota PSM. “Kami selalu berlatih keras, sebelum maupun setelah berangkat ke Inggris. Sebelum berangkat, latihannya Senin hingga Minggu, setiap latihan berdurasi dua jam.” jelas pria asal Banyuwangi tersebut.

Selain latihan keras, pola pikir positif juga sangat membantu mereka dalam mengubah kendala menjadi motivasi. Alhasil beberapa gangguan seperti lokasi penginapan yang jauh, dukungan dana yang terbatas, serta waktu keberangkatan yang mepet dapat mereka atasi dengan baik.

Bambang mengatakan, penginapan yang mereka dapat di provinsi North Wales memiliki jarak yang cukup jauh dari lokasi kontes, maupun dari pusat kota. Sekitar satu setengah jam. Dalam hal ini, Bambang dan tim justru memandangnya sebagai keuntungan. “Kondisi yang sepi membuat latihan kami jadi lebih fokus. Ditambah lagi dengan suasana yang sejuk dan pemandangan yang asri,” tutur Bambang.

Ketua PSM ITS, Gusti Putra Pradana mengatakan timnya sempat mengalami kendala finansial dalam persiapan kompetisi ini. Namun berkat kerja sama tim yang baik, serta kegigihan dalam menghimpun sponsor, akhirnya tim ini tetap berangkat.

Lain lagi dengan salah satu personel PSM, Herisha Arviani yang bercerita tentang waktu keberangkatan timnya yang mepet. “Sudah mepet, bertepatan pula dengan insiden bom di Manchester. Tapi setelah menenangkan diri akhirnya kami berangkat juga,” kenangnya.

Sumber: its.ac.id (20/07/17)


Paduan Suara UI Raih 2 Gelar Juara Festival Musik Internasional di Spanyol

$
0
0

Tim Puspa Indonesia Paduan Suara Mahasiswa Universitas Indonesia (PSM UI) Paragita menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional dengan meraih posisi runner-up (juara 2) pada kategori mixed choir serta posisi second runner-up (juara 3) pada kategori folksong pada 35 Festival Internacional Música de Cantonigròs yang dihelat pada 13-16 Juli 2017 di Vic, Catalonia, Spanyol.

Pada kategori mixed choir, tim Puspa hanya terpaut dua poin dari tim tuan rumah, Cantoria de la Merced yang sukses menangguk gelar juara pertama.

Pada kategori folksong, tim meraih posisi ketiga dengan memperkenalkan Soleram, Tari  Digadingdangdo, dan Tari Indang dari Minang. Tak hanya lagu dan tari, corak Minang juga ditampilkan dalam kostum yang dipakai para penyanyi.

Festival Internacional Música de Cantonigròs yang telah berlangsung selama 35 tahun ini merupakan salah satu festival paduan suara paling bergengsi di dunia lantaran selalu disesaki tim-tim paduan suara terbaik dari bermacam negara.

Sumber: ui.ac.id (18/07/17)


ITS Raih Juara di China International Petroleum Student Forum

$
0
0

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Prestasi kini datang dari kolaborasi tim beranggotakan tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Geofisika dan Departemen Teknik Kimia yang sukses menyabet juara dua dalam The 3rd Petro-Gathering: China International Petroleum Student Forum yang berlangsung pada 30 Juni – 2 Juli lalu di China University of Petroleum yang diikuti lebih dari 100 mahasiswa dari 18 universitas.

China International Petroleum Student Forum merupakan kegiatan akademis internasional untuk meningkatkan kemampuan aplikasi dan mempromosikan pengembangan komunikasi antar chapter Society of Petroleum Engineer (SPE). Forum ini diselenggarakan oleh Society of Petroleum Engineer China University of Petroleum dan Society of Petroleum Engineer Northen China (SPE-NCI).

Tim ITS yang terdiri dari Dian Yudicia Marpaung,  Frankstein Arphan, Fikrizan Hilmy Andradit berkompetisi pada Design Fracture Fluid bertanding melawan 14 tim dari tujuh negara berbeda. Karya tim ini berupa inovasi fluida yang berfungsi sebagai pemecah batuan reservoir sumber cadangan minyak yang sangat rapat.

Ide cairan fluida ini terinspirasi oleh negara Amerika. Dian Yudicia Marpaung menjelaskan, Amerika telah lebih dulu mengembangkan pengambilan gas dari batuan. Konsep yang belum pernah diterapkan di Indonesia ini kemudian menjadi topik karyanya. Tim berupaya menerapkannya di Indonesia dengan penambahan inovasi baru.

Dian melanjutkan, inovasi barunya yakni membuat sebuah cairan fluida yang mampu memecahkan batuan mengandung shale gas. Sehingga gas tersebut dapat mengalir dari bawah tanah atau sumur ke atas permukaan. “Jika bisa diterapkan, pemecahan batuan ini sangat membantu dalam dunia perminyakan,” tutur mahasiswi Departemen Teknik Kimia ini.

Dalam kompetisi tersebut, hari pertama tim diharuskan membuat cairan secara langsung. Sedangkan di hari kedua, tim mempresentasikan karya dan inovasi kepada juri. Dian bercerita, ketika membuat cairan fluida, ia dan tim mengalami sedikit kendala. “Karena latar belakang keprofesian kami bukan perminyakan jadi sedikit sulit dalam pembuatan fluida,” ucap gadis asal Medan tersebut.

Sebelum kompetisi, tim banyak belajar sendiri mengenai perminyakan. Selain itu dalam pembuatan karya, ia dan tim dibantu oleh seorang alumni Schlumberger, Ignatius Emmanuel.

Dian dan tim berencana mengembangkan inovasi tersebut hingga topik fracture pada unconventional reservoir sebagai solusi ketahanan energi nasional. “Kami juga ingin berkompetisi lagi, setiap masukan dari juri bisa dipertimbangkan untuk mengembangkan inovasi ini,” pungkasnya.
Sumber: its.ac.id (19/07/17), upc.edu.cn

PSM Unpad Raih Juara Kompetisi Paduan Suara Internasional di Austria

$
0
0

Paduan Suara Mahasiswa Universitas Padjadjaran (PSM Unpad) mengharumkan nama bangsa dengan berhasil meraih gelar juara kompetisi paduan suara internasional bertajuk “54th International Competition of Choral Singing” di Spittal an der Drau, Austria pada  7-9 Juli lalu.

Mereka berhasil menyabet gelar juara pertama diraih untuk kategori Folksong dan juara kedua kategori Choral Works pada kompetisi tersebut. Tidak hanya gelar juara pertama dan kedua, juri juga memberikan penghargaan Best Interpretation of Brahms atas penampilan PSM Unpad saat membawakan lagu wajib Es Geht Ein Wehen.

PSM Unpad bersama tim misi kebudayaan Indonesia Kirana 2017 bersaing dengan sembilan kelompok paduan suara dari berbagai belahan dunia, diantaranya Bob Cole Chamber Choir dari Amerika Serikat, Akademski Pevski zbor Maribor dari Slovenia, Claritas Vocalis dari Jerman, dan North-West University PUK-Choir dari Afrika Selatan.

Dalam kategori folksong, sebanyak 45 anggota tim Indonesia Kirana 2017 membawakan komposisi lagu tradisional Indonesia, seperti Paris Barantai dan Benggong karya komposer muda Indonesia Ken Steven, serta Soleram aransemen Josu Elberdin. Penampilan yang atraktif berpadu dengan koreografi tarian tradisional di setiap lagu berhasil menarik hati para juri dan penonton yang memenuhi tempat kompetisi berlangsung, Schloss Porcia.

Adapun pada kategori choral works, tim membawakan beberapa lagu klasik dan kontemporer karya komposer kelas dunia, seperti Readymade Alice karya Pertu Haapanen dan Ave Maria katya Ivan Yohan. Saat pengumuman, juri menilai tim PSM Unpad berhasil menunjukkan seluruh kemampuannya dalam segi teknis.

“Kemenangan yang patut disyukuri oleh kami semua. Semua perjuangan selama enam bulan terakhir terbayar tuntas di atas panggung, sehingga di akhir kompetisi kami berhasil mengalahkan paduan suara Eropa,” ujar Fernandes, ketua pelaksana misi kebudayaan Indonesia Kirana 2017.

Perjuangan PSM Unpad dalam meraih gelar juara bukanlah hal mudah. Dimulai dari ketatnya persaingan untuk masuk ke dalam kompetisi yang menetapkan setiap negara hanya diberi satu tempat dalam kompetisi tersebut.

“Panitia kompetisi juga sempat memberitahu kami, bahwa terdapat beberapa paduan suara dari Indonesia yang apply. Namun, pada akhirnya hanya satu yang terpilih mengikuti kompetisi tersebut, yaitu PSM Unpad. Itulah titik awal yang membawa kami pada gelar juara saat ini,” tambah Fernandes.

Sumber: unpad.ac.id (13/07/17)



Rendang dan Nasi Goreng Raih Predikat Makanan Terenak di Dunia Versi CNN 2017

$
0
0

Anda ingin tahu makanan apa yang terenak di dunia? Apakah dari Jepang, Thailand, Perancis, atau Italia? Tahun ini, CNN Travel pada 12 Juli lalu kembali merilis daftar 50 makanan terenak sedunia lewat 35.000 voting di media sosial Facebook. Hasilnya, rendang khas Sumatera Barat kembali menduduki peringkat pertama.

“Rendang is the best,” tulis seorang voter, Kamal F Chaniago. Voter lainnya, Isabela Desita menuliskan, “Rendang should be the first! It’s really nice, you should try!” Rendang merupakan salah satu makanan otentik yang dimiliki Indonesia.

Tak hanya rendang, nasi goreng khas Indonesia juga menempati peringkat kedua. Sementara itu, makanan Nusantara lainnya yang masuk daftar adalah sate, yang menduduki peringkat ke-14. Pengakuan CNN itu dinilai cukup membanggakan karena pada 2011 masakan asal Sumatera Barat itu juga pernah menempatkan diri di peringkat pertama sebagai makanan terenak di dunia.

“Ini sudah mengangkat brand kuliner Indonesia, dan tentu pariwisata Indonesia,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. “Karena rendang, nasi goreng adalah dua dari lima kuliner yang tengah dipromosikan Kemenpar sebagai ikon kuliner Indonesia, selain soto, sate dan gado-gado,” ungkapnya.

Kuliner sudah menjadi bagian yang penting dalam pariwisata. Reputasi rendang ini akan menaikkan citra kuliner dan pariwisata kita. Karena kuliner ketika sudah siap dipromosikan, dikapitalisasi, maka dia sudah masuk pariwisata,” kata Arief. “Semakin banyak makanan kita yang dikenal, maka semakin banyak yang ingin ke negara kita. Ini adalah kultur diplomasi bangsa kita,” ujarnya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti menyambut gembira raihan tersebut. Di bidangnya, Kuliner selalu menjadi senjata andalan untuk meraih hati wisatawan mancanegara.

“Indonesia memiliki 5.350 lebih resep asli tradisional yang telah menjadi warisan bangsa Indonesia. Bukan hanya nikmatnya, namun juga setiap makanan mengandung sejarah yang kaya. Kuliner kita penuh warna dan cita rasa bumbu yang kuat, kami bangga punya rendang dan nasi goreng,” ujar Esthy.

Seperti yang dilansir dari CNN, berikut daftar 50 makanan terenak di dunia.

1. Rendang, Indonesia

2. Nasi goreng, Indonesia

3. Sushi, Jepang

4. Tom yam goong, Thailand

5. Pad thai, Thailand

6. Som tam, Thailand

7. Dim sum, Hongkong

8. Ramen, Jepang

9. Bebek peking, China

10. Massaman curry, Thailand

11. Lasagna, Italia

12. Kimchi, Korea

13. Chicken rice, Singapura

14. Sate, Indonesia

15. Es krim, Amerika Serikat

16. Kebab, Turki

17. Gelato, Italia

18. Croissant, Perancis

19. Green curry, Thailand

20 Pho, Vietnam

21. Fish n chips, Inggris

22. Egg tart, Hongkong

23. Bulgogi, Korea

24. Fried rice, Thailand

25. Cokelat, Meksiko

26. Penang assam laksa, Malaysia

27. Tacos, Meksiko

28. Barbecue pork, Hongkong

29. Chili crab, Singapura

30. Cheeseburger, AS

31. Fried chicken, AS

32. Lobster (global)

33. Seafood paella, Spanyol

34. Shrimp dumpling, Hongkong

35. Neapolitan pizza, Italia

36. Moo nam tok, Thailand

37. Potato chips, AS

38. Warm brownie and vanilla ice cream (global)

39. Masala dosa, India

40. Bibimbap, Korea

41. Galbi, Korea

42. Hamburger, Jerman

43. Fajita, Meksiko

44. Laksa, Singapura

45. Roti prata, Singapura

46. Maple syrup, Kanada

47. Fettucini alfredo, Italia

48. Parma ham, Italia

49. Lechon, Filipina

50. Goi Cuon, Vietnam

Sumber: kompas.com (14/07/17), tribunnews.com (16/07/17)


2 Mahasiswa Unpad Raih Prestasi di Asia-Pacific Model United Nation Conference, Hongkong

$
0
0

Dua mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad), Giovani Nickson Zefanya  dan Thalita Aldrianita, menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang Asia-Pacific Model United Nation Conference (AMUNC) University yang diselenggarakan pada 19-24 Juni lalu di Hongkong.

Dalam ajang tersebut, Giovani terpilih sebagai Most Outstanding Delegate dalam komite ASEAN Regional Forum. Adapun Thalita berhasil terpilih sebagai Best Position Paper dalam komite Special Political and Decolonization Committee (Specpol).

Di komite ASEAN Regional Forum, Giovani mewakili negara Filipina. Pada simulasi tersebut, ia mengangkat dua tema, yaitu pembahasan kondisi perairan Laut Cina Selatan dengan judul “South China Sea: Code of Conduct Settlements”, serta isu promosi dan perlindungan terhadap tenaga kerja migran.

Thalita sendiri mewakili negara Bulgaria pada komite Specpol. Ia membahas tema terkait isu pertambangan di bulan dengan judul topik “Regulating Commercialization in the Outer Space”. Tema lainnya yang diangkat dalam komite ini adalah “Adjusting to the Evolution of Modern Peacekeeping”.

Giovani (Fakultas Ilmu Komunikasi) dan Thalita (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) merupakan dua dari sembilan delegasi Unpad dalam ajang AMUNC. Delegasi lainnya adalah Azalea Islameydika, Dewi Agatha Putri, Mutiara Parijin, Rita Nurhasanah, Sarah Aurelia Saragih, Siti Rochmah Aga Desya, serta Yumni Rizqika Ahlina, serta satu Faculty Advisor, yaitu Mikhael Zulfikar.

AMUNC merupakan ajang simulasi tahunan yang membahas tentang proses PBB dalam membuat resolusi atas berbagai masalah di tingkat internasional. Pada tahun ini, ada sembilan komite ditambah satu International Press Corps, yang tergabung dalam tiga komite besar, yaitu General Assembly Committee, ECOSOC & Regional Bodies, dan Special Committees.

Delegasi Unpad masuk ke dalam tujuh komite. Setiap komite memiliki dua topik yang harus dibicarakan. Komite General Assembly, dibawahi oleh empat komite, yaitu Special Political and Decolonization Committee (Specpol); Social, Humanitarian, and Cultural Committee (Sochum); Disarmament and International Security Committee (Disec); dan The United Nations Human Rights Council (UNHRC).

Sumber: unpad.ac.id (06/07/17)


Indonesia Kembali Juarai Asean Cyberkids Camp di Filipina

$
0
0

Tim Indonesia, yang terdiri atas Jasmine Nurul Izza Bachtiar dan Alya Laksmi Kamillah yang didampingi oleh Dina Sofiana sebagai tutor, kembali menjadi juara pertama Asean Cyberkids Camp 2017 yang diselenggarakan di Quezon, City, Filipina pada 19-21 Juli lalu. Dalam lomba yang mengusung tema Smart City ini, para peserta dari 10 negara Asean berkompetisi diharuskan membuat program interaktif, games atau animasi dengan program Scratch.

Indonesia yang menjadi juara bertahan Asean Cyberkids Camp 2016 berhasil mendapatkan total nilai 73,3 dan mengalahkan tuan rumah Filipina yang menduduki juara kedua dengan total nilai 72 dan Myanmar di posisi ketiga dengan total nilai 69,7.

Selama pelaksanaan Asean Cyberkids Camp 2017, peserta lomba mengikuti beberapa kegiatan. Beberapa di antaranya design thinking workshop untuk membantu peserta mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking), kemudian, menerapkannya dalam tema desain mereka.

“Termasuk, mereka harus mengembangkan kemampuan berkomunikasi (menyampaikan pesan) dalam desain yang mereka buat,” tutur Dina Sofiana.

Selain itu, setiap tim harus membuat desain dari sebuat tema dan mencetaknya di FabLab dengan SketchUp and 3D Orinting. Peserta juga melakukan Demonstration Workshop agar peserta belajar tentang internet of things (IoT) seta pemanfaatannya di masyarakat.

Sementara itu, Jasmine Nurul Izza Bachtiar dan Alya Laksmi Kamillah berhak mewakili Indonesia di ajang Asean Cyberkids Camp 2017 setelah menjadi pemenang Indonesia Cyberkids Camp (ICC) 2017. Dalam lomba di dalam negeri itu, dua pelajar tersebut merebut juara pertama dan kedua.

Jasmine merupakan siswi dari SD Highscope Indonesia Bintaro dan Alya dari SD Cerdas Muthahhari Bandung. Mereka berhasil menyisihkan 47 peserta lain yang ikut berlomba.

“Kegiatan ICC diharapkan menghasilkan calon-calon potensial dan kompeten untuk mewakili Indonesia pada Asean Cyberkids Camp 2017 di Manila,” ujar Noor Iza, Plt Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Kominfo.

Kompetisi ICC 2017, menurut Kepala Pusat Cyber Security Center ITB Yusep Rosmansyah, menjadi ajang lomba kreativitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di dunia maya. Kompetisi itu ditujukan mencari warganet muda yang cerdas, kreatif, dan produktif.

“Peserta yang mengikuti ICC ini pelajar SD dengan usia maksimal 12 tahun yang memiliki kemampuan membuat aplikasi, animasi, atau game scratch,” jelasnya.

Sumber: beritasatu.com (24/07/17), bintaronline.id

 

 

 


Pelajar Indonesia Raih Juara Sains Internasional di Jepang & Thailand

$
0
0

Siti Farahdina dan Hans Bastian Wangsa di IEYI 2017, Jepang.

Pelajar Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat internasional dengan pulang membawa oleh-oleh medali dan gelar juara dari ajang sains di Jepang dan Thailand.

Sebanyak 12 siswa pemenang National Young Invertor Awards (NYIA) 2016 yang dikirim oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ke International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2017 di Nagoya, Jepang berhasil pulang membawa 2 medali emas, 2 medali perak, dan 1 perunggu di ajang yang berlangsung pada 23-27 Juli lalu tersebut.

IEYI merupakan ajang kompetisi penemuan bagi remaja di tingkat internasional yang bertujuan memberikan motivasi dan penghargaan terhadap prestasi remaja di bidang inovasi teknologi tepat guna. Kompetisi ini dikuti oleh 15 negara, yaitu China, Taiwan, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Macau, Malaysia, Filipina, Rusia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Di ajang tersebut, Hans Bastian Wangsa dan Siti Farahdina dari SMA Negeri 6 Yogyakarta meraih medali emas di kategori safety and health dengan karyanya bertajuk The Safety Motorcycle Handlebar. Mereka juga meraih penghargaan Special Award dari Official Office of the Basic Education Comission (OBEC) Thailand. Temuan mereka ini adalah semacam sistem reminder di sepeda motor dengan merekayasa setangnya.

Gede Herry Harum Wijaya dan Ni Putu Gita Naraswati dari SMA Bali Mandara juga mempersembahkan medali emas, plus Special Award dari official Macau, lewat Smart Trash Can (SMT) untuk kategori green technology. SMT adalah tong sampah untuk dapat menanggulangi permasalahan sampah yang menumpuk di TPA akibat sampah yang bercampur sehingga mempersulit proses pengolahan sampah.

Medali perak dan Special Award dari official Technopol Moscow Rusia diraih oleh Hanun Dzatirrajwa dan Izza Aulia Putri Purwanto dari SD IT Bina Amal Semarang dengan karyanya: Snake and Ladder for Blind Children untuk kategori Education and Recreation. Inovasi ini adalah permainan bagi anak-anak penyandang tuna netra.

Medali perak lainnya diraih oleh Arfan Khairul W. dari dari Sekolah Sampoerna Academy, melalui karyanya Floating Hydro untuk kategori green technology. Floating Hydro ini bisa menghasilkan energi listrik mandiri dan portable yang dapat dimanfaatkan di daerah yang belum terjangkau listrik PLN.

Adapun medali perunggu dan Special Award dari official International Teenager Competition and Communication Center China, diraih oleh Muftie Insani dan Firman Dwiansyah dari SMKN 2 Cimahi melalui melalui karya bertajuk BOTANI (The Bot Farmer) untuk kategori food and agriculture. Mereka membuat alat yang bisa membantu mengkondisikan kelembaban dan temperatur ruangan yang dapat mempermudah manusia dalam memelihara tanaman yang memerlukan kelembaban dan temperatur tertentu.

Penghargaan Special Award dari official Taiwan diraih oleh Muhammad Huasin Masyhudul Haq dan Dhini Avilia dari MAN Cilacap, melalui karya Smartsmofi (Smart Smoke Filter). Mereka membuat alat penyaring polusi untuk menyegarkan udara di dalam ruangan.

Juara ASPC 2017 Thailand

Tidak hanya di ajang IEYI, tim pelajar Indonesia juga berhasil meraih sejumlah penghargaan di ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) 2017 di Thailand. Indonesia diwakili oleh 6 tim yang terdiri dari 3 tim binaan LIPI dan 3 tim lainnya dari Indonesian Science Project Olympiad (ISPO).

Dalam ajang tersebut, juara pertama diraih melalui karya yang berjudul Pemanfaatan Plastik sebagai Penghasil Arus Listrik dalam Microbial Fuel Cell dalam kategori applied science. Karya tersebut merupakan temuan Angelica Grace Intan dari SMA Santa Laurensia, Tangerang, yang juga merupakan Juara III Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI tahun 2016 kategori Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH).

Dalam ajang yang melibatkan 35 projek dari 7 negara-negara ASEAN (Indonesia, Laos, Vietnam, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand) tersebut, tim Indonesia juga berhasil meraih juara ketiga untuk kategori biological science serta Consolation Prize kategori physical science oleh pelajar ISPO.

Sumber: cnnindonesia.com (31/07/17)


Mahasiswa Farmasi UI Raih Juara di IPSF World Congress 2017, Taiwan

$
0
0

Delegasi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FF UI) mencetak prestasi membanggakan dengan berhasil meraih juara di ajang kompetisi mahasiswa farmasi internasional, IPSF World Congress 2017 yang diadakan pada 31 Juli-10 Agustus 2017 lalu di Taipei, Taiwan.

Delegasi atas nama Clarasintha Nindyatami berhasil meraih juara 1 pada Patient Counselling Competition dan Compounding Events, sedangkan Tifa Maulina dan Aulia Hanifah meraih juara 2 dan 3 pada Patient Counselling Competition.

Selain itu, seluruh delegasi, termasuk Maria Rezitadina, dan Agatha Corintias Winarti menjadi finalis Educational and Scientific Poster Competition pada ajang ini.

IPSF World Congress merupakan acara rutin tahunan IPSF (International Pharmaceutical Student’s Federation), sebuah organisasi mahasiswa farmasi tingkat Internasional yang didirikan pada tahun 1949 di London, Inggris.  Tujuan utama pendiriannya adalah sebagai wadah bagi mahasiswa farmasi di seluruh dunia dalam memelopori pengembangan public health, termasuk pemberian informasi, edukasi serta pengembangan kerja sama untuk memajukan profesi farmasis.

Rangkaian acara IPSF World Congress ke-63 ini terdiri dari General Assembly, Workshop, Symposium, Public Health Campaign, serta beberapa kompetisi dan Social Event yang dilaksanakan di Chientan Youth Activity, Taiwan Medical University (TMU) dan beberapa lokasi menarik di Taipei.

Sumber: ui.ac.id (18/08/17)


Mahasiswa FK UI Raih “Best Presentation Award” Summer Research Program di Jepang

$
0
0

Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) kembali cetak prestasi internasional. Fadhian Akbar, mahasiswa Fakultas Kedokteran UI, mengharumkan nama Indonesia dengan berhasil meraih penghargaan “Best Presentation Award” pada ajang The 8th Summer Research Program in Tsukuba yang diselenggarakan pada 17 Juli-1 Agustus 2017 oleh University of Tsukuba, Jepang.

Summer Research Program in Tsukuba merupakan acara tahunan yang diikuti oleh puluhan mahasiswa lintas disiplin ilmu yang berasal dari berbagai negara di dunia. Tidak hanya mahasiswa tingkat sarjana, kegiatan ini pun banyak diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa jenjang magister dan doktor.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat riset kepada para mahasiswa. Selama penyelenggaraan, seluruh peserta dipersilakan melakukan riset sesuai dengan ketertarikannya masing-masing dan peserta akan mendapatkan pengalaman, bimbingan dan pelatihan penelitian di laboratorium yang tersedia di University of Tsukuba.

Pada akhir program, seluruh peserta diminta untuk membuat presentasi singkat mengenai riset yang mereka kerjakan selama kegiatan.

Dalam kesempatan itulah, Fadhian mempresentasikan hasil riset ilmiahnya yang berjudul “Roles of GPNMB S546 in EMT Induction and Tumorigenesis”. Riset ini Fadhian lakukan dibawah bimbingan langsung Prof. Mitsuyasu Kato, kepala laboratorium Experimental Pathology and Cancer Signaling, University of Tsukuba.

Bersama Prof. Kato, Fadhian meneliti tentang Glycoprotein Non Metastatic B (GPNMB), yaitu protein yang banyak ditemukan pada membran sel kanker. Dari hasil uji risetnya didapatkan bahwa hasil mutasi GPNMB dapat melemahkan aktivitas tumor sel.

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menemukan berbagai persinyalan yang terlibat pada protein GPNMB yang berpotensi menjadi terapi efektif pada pasien kanker.

Sumber: Fadhian Akbar/facebook UI (04/08/17)


Siswa Madrasah Raih Juara International Youth Robotic Competition di Malaysia

$
0
0

Daffa dengan pialanya di IYRC 2017

Daffa Maheswara Wiryawan, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Pondok Pinang, Jakarta dan timnya mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan berhasil menggondol juara pada ajang International Youth Robotic Competition (IYRC) 2017 yang diselenggarakan di Genting International Covention Centre, Kuala Lumpur, Malaysia pada 2-5 Agustus 2017 lalu.

Kompetisi robot ini merupakan ajang adu keterampilan dalam mendesain, merakit, dan memprogram robot yang bertujuan mengasah kreativitas bagi generasi muda. IYRC 2017 diikuti oleh lebih dari 900 peserta dari 33 negara yang terdiri dari kategori junior dan senior.

Mengulang kesuksesan tahun sebelumnya, pada ajang kompetisi yang sama di Korea, pada kompetisi IYRC di Malaysia ini Daffa Maheswara Wiryawan dan tim nya menyabet Juara 2 (Silver Prize) untuk kategori maker challenge (creative) dengan nama project “SCAMS” (Smart Car Attitude Monitoring System).

SCAMS ini bisa berfungsi sebagai alat deteksi, misalnya untuk mengidentifikasi kasus kecelakaan yang belum diketahui penyebabnya. SCAMS bisa membantu kepolisian untuk mendeteksi penyebab kecelakaan, menginformasikan kepada keluarga korban, rumah sakit, dan polisi.

“Selain itu, SCAMS juga akan mengirim telepon atau pesan segera yang akan memberitahu lokasi kecelakaan mobil,” ujar Didik Tri Cahyono, ayahanda Daffa.

Didik akan terus mendorong dan berusaha memfasilitasi apa yang menjadi cita-cita anaknya.

”Saat kompetisi di Korea dulu dapat pinjam dari teman dua puluh lima juta, baru Daffa bisa berangkat, ” ujar pria yang wirausaha ini. “Alhamdulillah pada kompetisi tahun ini seluruh biaya mulai dari latihan, beli keperluan untuk robot sampai keberangkatannya disponsori oleh SIMASINDO Group” lanjut Didik, yang mengharapkan  adanya bantuan pemerintah ke depannya.

Ada beberapa prestasi yang diraih siswa MAN 4 ini di tingkat internasional sebelumnya, seperti Medali Emas kategori Line Tracer dan medali perunggu kategori Aerial di event “Internasional Islamic School Robot Olympiad, Malaysia”, Medali Emas kategori Aerial dan Medali perak kategori Maze Solving di event “ Asian Junior Robocup, Malaysia” dan terakhir, sebelum kompetisi IYRC 2017 ini menyabet juara 1 kategori Coding Mission dan juara 3 kategori Robot Creative di International Youth Robot Competition 2016, Daejon, Korea.

Sumber: Didik Tri Cahyono (08/08/17), banjarmasin.tribunnews.com (07/08/17)



2 Siswa SD Raih Juara International Exhibition for Young Inventors di Jepang

$
0
0

Siswa Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di kompetisi sains internasional. Hanun Dzatirrajwa (9 tahun) siswi SDIT Al Islam Kudus dan Izza Aulia Putri Purwanto (11 tahun) dari SD Bina Amal Semarang dengan karyanya berupa mainan ular tangga khusus buat penyandan tuna netra berhasil meraih juara di kompetisi sains internasional.

Papan media bermain ular tangga terdapat 40 kolom. Masing-masing kolom terdapat manik-manik yang menggambarkan angka braile. Begitu juga dengan dadu yang dibuat bermain, juga dilengkapi dengan angka braille di enam sisinya.

Karya mereka diganjar medali perak di ajang International Exhibition for Young Inventors yang diselenggarakan pada 27-29 Juli 2017 di Nagoya, Jepang. Selain itu, dua bocah itu juga memperoleh penghargaan dari Technopol Moscow, Rusia. ”Temuan kami dianggap memiliki rasa solidaritas dan sosial yang tinggi,” ucap Hanun.

Sebelum menyabet penghargaan internasional, atas idenya itu keduanya juga mendapat juara favorit nasional pada gelaran National Young Inventors Award. Prestasi itulah yang kemudian direkomendasikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk ikut andil di even yang diselenggarakan di Nagoya, Jepang.

Saat mengikuti IEFYI, banyak pengalaman yang didapatkan mereka. Ajang bergengsi internasional tersebut diikuti 15 negara dan 149 tim.

”Kami ditandingkan dengan siswa tingkat SMA. Kami paling kecil sendiri. Lainnya sudah besar-besar. Tapi kami percaya diri. Yang penting sudah berusaha dan menampilkan yang terbaik,” jelas Hanun.

Izza membeberkan, ide awal dari permainan itu karena masih terbatasnya media bermain bagi penyandang tuna netra.

“Alat permainan bagi tuna netra masih sangat terbatas, itu yang mendasari saya dan Hanun untuk membuat permainan bagi tuna netra,” ujar siswi Kelas VI SDIT Al Islam Kudus itu.

Tidak perlu waktu lama bagi Hanun dan Izza, mereka hanya butuh sekitar sepekan untuk eksperimen membuat alat pemainan yang tak pernah orang lain pikirkan.

“Hanya seminggu mempelajarinya, karena kami harus tahu angka braile, selain itu juga harus memikirkan media untuk naik dan turunnya ular tangga,” jelas Hanun.

Dengan dibantu kecanggihan teknologi, bocah yang masih duduk di bangku kelas V SD Bina Amal Semarang itu merancang papan yang lengkap dengan manik-manik sebagai angka braille.

“Untuk tahu angka braile, saya dan Izza belajar dari internet,” tutur Hanun sembari tersenyum.

Miftahul Falah, ayah dari Hanun menuturkan, kedua bocah itu sekolah di lembaga yang berbeda. Keduanya juga tinggal di tempat yang berjauhan.

“Hanun tinggal di Semarang dan Izza tinggal di Kudus, tapi memang masih saudara, jadi sering ketemu,” jelasya.

Tidak hanya sekedar saudara, kedua bocah dengan ide cemerlang itu juga tergabung dalam komunitas ilmuwan cilik. Di dalam komunitas tersebut, ada pertemuan setiap dua minggu sekali, sembari membahas target proyek tentang hal-hal baru yang keluar dari ide mereka. Kini alat permainan buatannya sudah bisa dinikmati anak anak tuna netra di SLB Purwosari, Kudus Jawa Tengah.

Sumber: tribunnews.com (22/08/17), jawapos.com (20/08/17)


Tontowi/Liliyana Kembali Sabet Gelar Juara Dunia di Glasgow

$
0
0

Pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali berhasil menyabet gelar juara dunia ganda campuran. Di ajang BWF World Championships 2017, titel juara dunia diraih Tontowi/Liliyana setelah sukses mengalahkan pasangan ranking satu dunia dari China, Zheng Siwei/Chen Qingchen dengan skor 15-21, 21-16, 21-15 di Emirates Arena, Glasgow, Skotlandia (28/08/2017).

“Kami bersyukur bisa juara dunia lagi, semua ini kami persembahkan untuk Indonesia. Bagi saya pribadi, motivasi terbesar saya adalah anak dan keluarga saya. Suatu hari nanti saya ingin anak saya bangga mengetahui kalau ayahnya pernah membela Indonesia,” kata Tontowi usai pertandingan.

Perjuangan Tontowi/Liliyana memang luar biasa. Kematangan dan ketenangan sebagai pasangan kelas dunia ditunjukkan mereka berdua di pertandingan ini. Duel Tontowi/Liliyana lawan Zheng Siwei/Chen Qingchen berlangsung ketat di awal game pertama. Kedua ganda bergantian unggul namun akhirnya Zheng/Chen mampu memimpin saat interval game pertama, 11-9.

Tontowi/Liliyana sempat menunjukkan perlawanan dengan langsung menyamakan kedudukan menjadi 11-11, namun sejumlah kesalahan yang dilakukan Tontowi/Liliyana membuat mereka tertinggal jauh 13-18 dan berlanjut menjadi 15-20. Pengembalian shuttlecock yang melebar dari Liliyana kemudian membuat Zheng/Chen menutup game pertama dengan skor 21-15.

Pertarungan lebih ketat terjadi di game kedua. Tontowi/Liliyana lebih dominan di paruh awal game kedua dan menutup interval dengan skor 11-8. Tontowi/Liliyana semakin solid dan menjauh dengan keunggulan lima poin, 15-10. Zheng/Chen sempat mendekat pada skor 16-14, namun Tontowi/Liliyana membalas dengan mendapatkan game point pada angka 20-15. Setelah gagal di kesempatan pertama, service Chen Qingchen yang dianggap fault oleh juri membuat Tontowi/Liliyana sukses memaksakan rubber game.

Pada game penentuan, Tontowi/Liliyana melakukan start luar biasa dan sukses memimpin 10 angka, 11-1 saat interval. Zheng/Chen berusaha mengejar, namun Tontowi/Liliyana terus tampil fokus dan menjaga selisih poin tetap aman. Tontowi/Liliyana kemudian berhasil meraih match point pada angka 20-13. Setelah gagal di dua kesempatan awal, Tontowi/Liliyana berhasil memastikan titel juara dunia lewat smash keras yang dilakukan oleh Tontowi berhasil menutup laga dengan kemenangan 21-15.

Ini adalah gelar juara dunia kedua bagi Tontowi, sebelumnya ia dan Liliyana juga menduduki tahta juara dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada tahun 2013. Sedangkan bagi Liliyana, gelar ini merupakan gelar keempat. Dua gelar sebelumnya diraih Liliyana pada tahun 2005 dan 2007 bersama Nova Widianto.

“Kami tidak mau memikirkan soal memenangkan gelar juara dunia lagi. Kami hanya bermain, mengikuti strategi dari pelatih, walaupun di awal permainan kami sempat goyang,” kata Liliyana.

“Kami merasa bermain seperti biasa, cuma kelebihannya, kami punya rasa percaya diri yang lebih besar karena kami sudah memenangkan medali emas olimpiade. Kami memanfaatkan pengalaman kami, lawan lebih muda, tetapi kami bermain lebih tenang,” jelas Liliyana yang bersama Tontowi yang meraih medali emas ganda campuran di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Tontowi/Liliyana juga mempersembahkan gelar ini untuk kado hari kemerdekaan RI ke-72 yang jatuh pada tanggal 17 Agustus lalu.

“Tahun lalu, kami memberikan medali emas olimpiade sebagai kado terindah untuk Indonesia tepat di tanggal 17 Agustus. Tahun ini walaupun tidak pas di tanggal 17, tetapi bulannya masih bulan Agustus. Jadi gelar juara dunia ini kami persembahkan untuk kado kemerdekaan Indonesia,” ujar Liliyana.

Sumber: badmintonindonesia.org, cnnindonesia.com (28/08/17)


Mahasiswa UGM Raih 2 Juara pada Ajang World Congress IPSF 2017 di Taiwan

$
0
0

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membuat bangga Indonesia dengan berhasil meraih juara pertama di ajang World Congress 2017 yang diadakan oleh International Pharmaceutical Student’s Federation (IPSF) pada 31 Juli 2017 di Chientan Youth Activity Centre, Taipei City, Taiwan.

Event tersebut diikuti oleh lebih dari enam puluh negara, termasuk Indonesia. Tidak hanya dari UGM, hadir pula wakil dari Indonesia lainnya, seperti ISMAFARSI, ITB, UI, UNPAD, dan USD.

Fakultas Farmasi UGM mengirimkan tiga delegasinya untuk mengikuti acara tersebut, yaitu Luh Rai Maduretno Asvinigita, Ris Heskiel Najogi Sitinjak, dan Shinta Diva Ekananda. Dengan tema “Pengembangan Metode Edukasi Tuberkulosis”, tim Educational Poster Fakultas Farmasi UGM di bawah bimbingan Dr. Nanang Munif Yasin S.Si., M.Pharm., Apt. berhasil mengungguli peserta negara-negara lain dan meraih gelar juara pertama. Penghargaan tersebut dipersembahkan kepada Ris Heskiel Najogi Sitinjak (poster presenter) sebagai perwakilan dari mahasiswa Indonesia oleh Mr. Christian Roth, IPSF President 2017-2018.

Tidak hanya itu, pada kesempatan yang sama Luh Rai Maduretno Asvinigita yang juga berhasil mendapatkan juara pertama di kompetisi Online Inter-regional PCE. Sebagai simbolisasi, penghargaan diberikan oleh Ms. Juliet Onyinyechi Obi, IPSF Chairperson of Professional Development 2016-2017.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, World Congress kali ini juga mengadakan kegiatan umum, seperti General Assembly, Workshops, Excursion, dan Social Nights. Sebagai pelengkap acaranya, IPSF juga turut mengadakan kompetisi-kompetisi di bidang kefarmasian, seperti Educational Poster Competition, Patient Counseling Event, dan Clinical Skills Event.

Sumber: programsarjana.farmasi.ugm.ac.id (23/08/17)


Tim Kencana Pradipa UI Juarai World Championship of Folklore di Bulgaria

$
0
0

Tim tari mahasiswa “Kencana Pradipa” dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) dengan pertunjukan tarian tradisionalnya berhasil memukau para juri dan penonton dan meraih juara umum (grandprix) ajang The 7th World Championship of Folklore yang berlangsung pada 17–27 Agustus 2017 di Bulgaria.

Penghargaan yang berhasil dibawa pulang Kencana Pradipa adalah World Champion untuk kategori Folklore Ensembles; World Champion untuk kategori Folklore Instrumental Group; Gold Medal untuk kategori Folklore Instrumental Group dan Gold Medal untuk kategori Folklore Ensembles.

Pada malam final, Kencana Pradipa yang beranggotakan mahasiswa angkatan 2014–2016 berjumlah 32 orang ini bersaing ketat dengan penampilan negara lain, seperti dari Rusia, Latvia, Kroasia, Iran, dan tuan rumah Bulgaria.

Ajang 7th World Championship of Folklore melibatkan dewan juri andal seperti Prof. Kravtsov Nikolai, Maestro Georgi Yanko dan Mr. Valentine Halvadjiev. Indikator penilaian diantaranya kompleksitas performa, kualitas performa, visual, kostum, staging dan perilaku panggung.

Total terdapat empat tarian yang ditampilkan, yaitu Tari Saman, ada Tari Wanoja Bentang dari Sunda, Tari Kembang Selaras dari Betawi, dan Tari Papeda dari Papua.

“Kami berhasil unggul pada poin penilaian kompleksitas dan visual kostum – panggung,” ujar Vinda Manurung, team leader Kencana Pradipa.

Sumber: ui.ac.id (30/08/17)


“Istirahatlah Kata-Kata” Raih Penghargaan Festival Film Internasional di Bulgaria

$
0
0

Berita gembira datang dari dunia sineas kita. Film “Istirahatlah Kata-Kata” yang diproduseri Yulia Evina Bhara dan Anggi Noen berhasil meraih penghargaan khusus pada Festival Film Internasional “Love is Folly” yang berlangsung pada 25 Agustus hingga 3 September 2017 di Kota Varna, Bulgaria.

Film yang mengisahkan Widji Tukul, penyair dan aktivis yang menjadi buron Pemerintahan Orde Baru yang sampai kini tak tahu rimbanya, meraih kedua tertinggi setelah Grand Prix Award pada festival yang merupakan salah satu terbesar di Balkan yang diikuti 102 film.

Film pilihan Indonesia diputar dalam segmen khusus Indonesian Panorama, meliputi film Nokas, Athirah, Salawaku, Emma, Aisyah Biarkan Kami Bersaudara, dan Kejarlah Daku Kau Kutangkap.

Menurut Sekar Ayu Asmara, kurator dari Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud, pemilihan film untuk ikut serta dalam kompetisi ini salah satu diantaranya karena cerita Widji tukul dapat terjadi pada siapa saja sehingga wakil dari bangsa lain pun bisa merefleksikan isi ceritanya.

Dubes RI Sofia Sri Astari Rasjid mengaku bangga atas prestasi ini dan berharap film Indonesia lainnya dapat melanglangbuana di Balkan tahun-tahun mendatang sebagai salah satu alat mendukung promosi Indonesia.

Sumber: antaranews.com (05/09/17)


Viewing all 1949 articles
Browse latest View live