Memberi dan berbagi kepada yang membutuhkan tidak harus menunggu setelah menjadi hartawan atau orang kaya. Dalam keterbatasan, ternyata kita bisa melakukan dan berbuat sesuatu kepada sesama. Andi Suhandi misalnya. Walau dengan segala keterbatasan, ia peduli dengan anak jalanan. Melalui Sanggar Matahari yang didirikan, ia memberikan pendidikan dan bekal kepada anak-anak jalanan.
“Saya berharap dengan bekal pendidikan dan keterampilan yang diperoleh melalui Sanggar Matahari, anak-anak jalanan itu tidak hidup di jalanan lagi,” ujar Andi Suhandi. Ia bermimpi 10 atau 15 tahun lagi tidak ada lagi anak-anak berkeliaran di jalanan, harap Andi Suhandi yang tahun ini terpilih menjadi Young Hero 2011 pilihan Kick Andy.
Hidup adalah kerja keras. Hal itulah yang tertanam dalam kehidupan anak asal Sukabumi, Jawa Barat ini. Bayangkan, sejak kecil ia sudah memiliki pekerjaan seperti layaknya orang dewasa.
Pada saat duduk di bangku kelas SD, ia sudah jadi kuli petik padi, kuli bangunan, tukang antar batu, tukang antargenteng, tukang kredit pakaian dalam wanita, tukang cari kayu bakar, tukang cari rumput untuk kambing, tukang jual semangka, dan masih banyak lagi sampai-sampai nyaris tak punya waktu untuk bermain.
Masa sekolah SMP, ia lalui dengan kerja keras. Selain jarak puluhan kilometer yang harus ia lalui, Andi juga harus pintar-pintar mengatur waktu sekolah dan bekerja. Lepas SMP Andi mendaftar ke SMA negeri favorit di daerahnya, SMAN 1 Cibadak. Sukabumi Namun, karena kekurangan biaya, Jual kambing dengan harga sebesar sama dengan harga pendaftaran sekolah.
Di SMA ia aktif bernasyid, lalu membawa keterampilan itu ke rumahnya. Setelah mengajar ngaji bersama ibu dan kakak. Selepas Magrib Andi mengumpulkan anak2-anak warga desanya di teras rumahnya yang sederhana dan membentuk grup nasyid. Sekarang grup nasyis itu sudah terkenal di kampungnya sehingga desa tetangga meminta untuk mengisi beragam acara, mulai dari pernikahan, khitanan, sampai perayaan hari besar Islam.
Setelah lulus SMA tahun 2006, Andi nekat ikut kakaknya yang hanya seorang pedagang agar-agar keliling di kawasan Kranji, Bekasi. Andi pun akhirnya ikut berjualan agar-agar keliling dengan pikulan keliling kompleks bersama kakaknya, dengan keuntungan maksimal Rp. 15 ribu. Untuk mencari tambahan penghasilan, Andi dan kakaknya mengamen di emperan toko, sambil mengajari anak-anak jalanan yang mereka temui. Anak-anak jalanan itu diberi pelajaran pengetahuan umum, pendidikan agama, seni, hingga motivasi.
Di luar kegiatannya sebagai mahasiswa, Andi masih terus memberikan pelajaran bagi anak-anak jalanan di Bekasi, juga pelajaran seni nasyid, dengan bantuan dua orang temannya, yaitu Nadia dan Rijal. Bahkan di Bekasi juga Andi berhasil membuat grup nasyid bernama Anjalis (grup nasyid laki-laki) dan Melati voice (grup nasyid perempuan).
Karena tempat tak lagi sekadar mewadahi anak jalanan, Anjalis jadi nama tim nasyid laki-laki, Melati Voice jadi nama tim nasyid perempuan, dan kemudian melebur berganti nama menjadi “Sanggar Anak Matahari” di tahun 2006.
Jumlah anak di sanggar matahari sekitar 200 orang dari beragam latar belakang: anak jalanan, yatim, dhuafa, dan anak-anak sekitar di sanggar. Di Sanggar Matahari diperkenalkan sebuah system pengajaran unik yang mereka sebut dengan istilah “MLM Kebaikan.” yaitu sebuah sistem pengajaran berjenjang, misalnya: 1 anak yang berprestasi membina 10 orang anak lainnya.
Sumber: news.aribicara.com, kick andy.com
