Lembaga anti-korupsi Indonesia Corruption Watch (ICW) kembali mendapatkan pengakuan internasional dalam usaha melawan korupsi di Indonesia. ICW mendapatkan “2015 Honourable Mention” dan masuk dalam finalist Allard Prize for International Integrity, sebuah ajang bergengsi yang diorganisasi oleh Fakultas Hukum, University of British Columbia.
Meskipun tidak menjadi juara, ICW yang diwakili Sely Martini berhak atas hadiah sebesar 10.000 CAD (Rp 106 juta) yang penyerahannya dilaksanakan di Auditorium Peter A. Allard School of Law, University of British Columbia, Vancouver Kanada pada 1 Oktober 2015. Uang yang didapatkan dalam penghargaan tersebut akan digunakan untuk agenda advokasi anti-korupsi.
Selain ICW yang mewakili Indonesia, terdapat tiga finalis lainnya, yaitu John Githongo (Kenya), Rafael Marques De Morais (Angola) dan Sergei Magnitsky (Rusia). Sebelum menjadi finalist, ICW berkompetisi dengan 146 individu/organisasi dari 53 negara di dunia. Untuk tahun ini, pemenangnya jatuh pada John Githongo dan Rafael Marques De Morais yang sama-sama berasal dari benua Afrika.
Allard Prize for International Integrity merupakan sebuah ajang internasional untuk memberikan penghargaan bagi individu/lembaga yang dianggap memiliki kepemimpinan, keberanian dan dedikasi dalam melawan korupsi, khususnya untuk mendorong transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum.
Sumber: detik.com (05/10/15)
