Quantcast
Channel: Indonesia Proud
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1974

Dewi Rachmawati Raih Penghargaan Khusus Japan Immigration Policy Institute (JIPI)

$
0
0

dewi rahmawati di indonesiaproud wordpress comGadis yang bernama Dewi Rachmawati ini memang luar biasa. Dari tidak mengerti bahasa Jepang dan pergi dalam program pengiriman perawat Indonesia ke Jepang tahun 2008, hingga akhirnya lulus ujian nasional keperawatan Jepang maret lalu, juga mendapat award khusus dari Japan Immigration Policy Institute (JIPI) pada 18 Desember lalu di Tokyo.

Dewi kini hidup dan bekerja di Kobe Jepang berusaha menjadi perawat yang profesional dari Indonesia.

“Saya ingin mengawinkan budaya Indonesia dengan kehangatan hati orang Indonesia, diterapkan di Jepang, sehingga pelayanan perawat dapat dilakukan seoptimal mungkin. Kebanyakan perawat Jepang terutama yang lelaki, tampaknya agak dingin, kurang hangat di dalam pelayanannya,” papar lulusan politeknik kesehatan malam akademi keperawatan tahun 2006 ini.

Meskipun demikian orang Jepang dianggapnya tidak sombong, demikian pula pintar mengontrol emosinya dengan baik. Semangatnya besar, gambaro made, sampai akhir kerja dilakukan dengan semangat tinggi dalam kerjanya.

Pada awalnya,  rencana keberangkatannya ke Jepang terutama ditentang ibunya, tetapi dengan penjelasan dan memotivasi ibunya, akhirnya ia diperkenankan pergi juga. Gadis kelahiran Gresik 27 tahun yang lalu ini belum tahu bagaimana masa depannya. Ia belum memutuskan untuk tinggal di Indonesia atau tinggal di Jepang.

“Yang pasti kalau ada  panggilan keluarga pasti saya pulang ke Indonesia, atau ada bencana alam di Indonesia, saya bisa membantu, pasti saya pulang. Sementara ini saya masih mau belajar lebih banyak lagi mengenai dunia medis Jepang, ingin meningkatkan karir dulu sehingga bisa menjadi perawat yang profesional secara internasional.” ujar Dewi.

Dewi, 18 Desember lalu, mendapat hadiah khusus dari JIPI, dengan hadiah uang tunai 100.000 yen atau sekitar Rp 11,4 juta (kurs Rp 114 per yen) dan tiket kereta super cepat shinkansen pergi-pulang dari Kobe ke Tokyo, serta sertifikat penghargaan tersebut.

Keberhasilan Dewi itu karena dianggap terlihat profesional dalam karyanya sebagai perawat di Jepang selama 4,5 tahun ini, penguasaan bahasa Jepang yang baik dan naskah tulisannya dalam bahasa Jepang dengan isi yang sangat baik.

“Saya kaget sekali melihat ada orang Indonesia yang hebat seperti ini dan bagus, dapat menjadi  penyambung lidah yang baik antara Indonesia-Jepang karena penguasaan bahasa Jepangnya sangat baik. Teman-teman saya juga kaget menyaksikan pidatonya kepada umum, ternyata sangat baik. Demikian juga isinya kami nilai sangat baik,” papar Hidenori Sakata, Kepala JIPI.

“Saya hanya mau fokus dulu pada pekerjaan dan karir belum mikirin yang lain, kesempatan bekerja di Jepang ini akan saya manfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan kemampuan kerja saya,” tekannya.

Selama 4 tahun lebih ini kekagumannya ternyata jatuh pada seorang dokter Jepang bernama Nishihara, “Saya heran dia mau mengajarkan saya dengan giat dan semangat tanpa mau dibayar apa pun juga, semua dilakukan secara gratis, supaya saya bisa lebih baik lagi di bidang medis. Dialah penolong saya sehingga bisa lulus ujian keperawatan nasional, selain saya juga belajar dari orang Jepang lain, banyak bergaul dengan orang Jepang dan juga belajar sendiri, beli buku sendiri lalu baca dan belajar sendiri,” paparnya lagi.

Sebagai catatan, kelulusan ujian nasional keperawatan Jepang bagi peserta orang Jepang sendiri mencapai sekitar 54% yang lulus. Jadi memang sangat sulit dan semua dilakukan menggunakan bahasa Jepang. Dewi yang dari nol penguasaan bahasa Jepang bisa lulus, berarti memang luar biasa hebat sebagai orang asing di Jepang. Tak heran banyak orang Jepang kini mengaguminya. Sudah cantik, halus, hangat, baik, pintar lagi.

Sumber: tribunnews.com



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1974

Trending Articles