Wali Kota Surabaya yang akrab dipanggil Ibu Risma atau lengkapnya Tri Rismaharini masuk dalam jajaran 50 pemimpin terbaik dunia atau The World’s Greatest Leaders 2015 versi majalah Fortune, seperti dilansir dalam laman http://fortune.com/worlds-greatest-leaders/. Risma masuk ke dalam 50 pemimpin terbaik dunia, sejajar dengan tokoh-tokoh ternama dunia dari berbagai bidang lainnya.
CEO Apple Tim Cook menduduki urutan pertama, disusul oleh Presiden European Central Bank Mario Draghi dan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Ada pula nama-nama lain seperti Paus Francis, aktivis gerakan pro-demokrasi Hong Kong Joshua Wong, Direktur FBI James Comey, penyanyi Taylor Swift, pebasket Lebron James, hingga pembawa acara Tonight Show Jimmy Fallon. Selain Risma, Wali Kota Detroit Mike Duggan juga masuk daftar. Risma menempati urutan ke-24. Tepat di atas pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya Muhammad Fikser baru mengetahui kabar tersebut pada Jumat, 27 Maret 2015. “Pagi ini saya dengar kabar itu. Setelah saya cek, ternyata benar,” ujarnya.
Menurut Fikser, prestasi membanggakan berskala internasional ini seharusnya bisa menjadi motivasi bagi masyarakat. Tidak hanya kota Surabaya, tetapi juga seluruh Indonesia. Apalagi, Risma merupakan satu-satunya wakil Indonesia yang masuk dalam daftar world greatest leaders.
Prestasi itu menyampaikan pesan bahwa anak bangsa juga bisa bersaing dan bersanding dengan sejumlah tokoh dunia. “Semoga ini bisa menginspirasi masyarakat Indonesia dan Surabaya pada khususnya,” katanya.
Fortune adalah media terkemuka yang berbasis di Amerika Serikat. Media yang didirikan Henry Luce pada 1929 ini mengambil segmentasi bisnis global.
Dalam keterangan yang diunggah pada 26 Maret 2015, Fortune menyebutkan bahwa sejak terpilih pada 2010, Risma telah mengubah kota berpenduduk 2,7 juta jiwa menjadi kota metropolis baru di Indonesia yang fokus pada ruang terbuka hijau dan pelestarian lingkungan.
“Kota yang sejak lama dikenal karena polusi dan kemacetan, kini menyuguhkan 11 taman lanskap dan ruang hijau lainnya. Bahkan, dalam beberapa kasus, pemakaman telah meluas dan didesain ulang untuk menyerap lebih banyak air dan mengurangi banjir, sebuah ancaman yang selalu ada di Indonesia,” tulis Fortune.
Sumber: tempo.co (27/03/15)
