Atlet binaraga Adya Novali mengharumkan nama bangsa dengan berhasil menjadi yang terbaik pada kelas middle weight 75-80 kg di kejuaraan dunia binaraga Arnold Classic di Amerika Serikat pada 5-8 Maret lalu.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengapresiasi prestasi yang ditorehkan oleh Adya Novali tersebut.
“Saya mengetahui Adya menjadi juara, dari media sosial. Saya senang dan bangga Adya telah mengharumkan nama bangsa dengan kemauan dan kemampuannya sendiri,” kata Menpora Imam Nahrawi di sela-sela mengunjungi kediaman Adya yang dilengkapi warung jajanan sehari-hari sebagai sumber penghasilannya sekeluarga selain profesinya sebagai personal trainning di salah satu pusat latihan binaraga di Pasar Minggu, Jakarta.
Menpora berharap, Adya terus menorehkan prestasi dan mengharumkan nama bangsa meski saat turun di kejuaraan dunia di Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu hanya mengandalkan jerih payahnya dengan menggunakan biaya sendiri.
Atlet polesan pelatih binaraga nomor satu dunia Dennis James asal Amerika Serikat ini sehari-hari berlatih di Fitness First merasa kewalahan dengan mahalnya biaya latihannya. “Di Fitness First biayanya cukup mahal tetapi alatnya lengkap, saya mengumpulkan biaya dari murid yang saya latih,” katanya.
Sesuai rencana, setelah mengikuti kejuaraan di Amerika Serikat, Adya Novali akan turun di kejuaraan binaraga bergengsi di Australia. “Rencananya November nanti saya akan mengikuti kejuaraan binaraga level profesionalnya di Australia versi Federasi Binaraga Internasional (IFBB),” kata pria kelahiran Ketapang, 7 Juli 1979 itu.
Saat dikunjungi rombongan Menpora Imam Nahrawi, Adya Novali bercerita pengalamannya di Amerika Serikat termasuk persiapan yang dijalani sebelum turun pada kejuaraan bergengsi tersebut. Selain itu dia juga bercerita terkait kegagalannya turun di SEA Games 2013.
Gagal memberikan yang terbaik SEA Games 2013 bukan gagal saat bertanding. Namun, karena dirinya dicoret dari pelatnas. Selama pelatnas, Adya dinilai banyak melakukan koreksi terhadap pembinaan atlet binaraga yang di bawah langsung PB PABSI. “Saya akan terus berkompetisi membela Merah Putih sebagai putra bangsa selagi saya masih bisa,” kata Adya dengan tegas.
Meski menggunakan biaya sendiri, Adya Novali mengaku akan terus menjalani latihan. Hanya, saja yang menjadi kendala saat ini adalah tingginya harga sewa tempat berlatih. Pihaknya berharap pemerintah memberikan perhatian kepada atlet yang berprestasi.
Berikut beberapa prestasi Adya Novali yaitu Juara I kelas 70 kg South East Asian Bodybuilding 2012, Myanmar, merebut emas PON Riau 2012 mewakili Jawa Barat, The Best Body The One Bodybuilding 2013 serta juara I kelas 70/80 kg Ronnie Classic 2013, Ancol Jakarta.
Sumber: kompas.com, kemenpora.go.id (10/03/15)
