Quantcast
Channel: Indonesia Proud
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1951

M. Iqbal Fauzi & Aristio Kevin A Pratama: Siswa SMAN 3 Semarang Pencipta Rompi Antipeluru dari Sabut Kelapa

$
0
0

M Iqbal Fauzi dan Aristio Kevin A Pratama di indonesiaproud wordpress comAnak laki-laki pada umumnya suka main perang-perangan. Namun, siapa sangka permainan perang-perangan menginspirasi duo peneliti muda asal SMA Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah, ini untuk membuat rompi antipeluru.

Lewat penelitian berjudul “Stab Resistant and Ballistic Vest Made From Coconut Fiber,” M. Iqbal Fauzi dan Aristio Kevin Ardyaneira Pratama berhasil meraih medali perak untuk bidang rekayasa teknologi di ajang 2nd International Science Project Olympiad (ISPrO) 2014 di Jakarta pada 4-10 Mei lalu.

Sebanyak 24 negara berkompetisi dalam ISPrO 2014, yaitu Afghanistan, Australia, Belarusia, Bosnia Herzegovina, Burma, Hong Kong, India, Iraq, Kazakhstan, Kosova, Kyrgyzstan, Lithuania, Macedonia, Malaysia, Nigeria, Pakistan, Filipina, Senegal, Afrika Selatan, Sri Lanka, Taiwan, Tajikistan, Tanzania, Thailand, Turkey, Turkmenistan dan Indonesia.

Rompi anti peluru yang mereka buat bukan rompi antipeluru konvensional yang beratnya bisa mencapai 8 kilogram, tetapi rompi yang beratnya hanya 3 kilogram. Mengapa rompinya lebih ringan? Karena mereka berhasil mengganti material baja yang digunakan sebagai perisai peluru dengan bahan ramah lingkungan, yaitu serabut kelapa.

Ide awal terciptanya rompi tersebut adalah karena keprihatinan mereka melihat limbah serabut kelapa yang tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

“Setelah kami belajar dari literatur, ternyata diketahui bahwa serabut kelapa ini cukup kuat, termasuk dalam menahan peluru,” kata Iqbal.

Penelitian tersebut mereka lakukan selama 6 bulan. Untuk menghasilkan lempengan kuat serabut kelapa ini, mereka mencampurkan bahan utama dengan fiber glass dan lem. Biaya yang dibutuhkan untuk menciptakan lempengan ini cukup murah dan dapat dibuat dalam waktu yang singkat, hanya satu hari.

“Setiap satu lempeng hanya membutuhkan biaya Rp 800.000. Bandingkan dengan rompi antipeluru konvensional yang dijual dengan harga lebih dari Rp 2 juta. Jika dibandingkan dengan rompi antipeluru baja memang produk kami lebih mahal, tetapi jauh lebih ringan,” kata Iqbal.

Untuk menguji ketahanan lempeng serabut kelapa terhadap peluru, mereka mencoba menembakkan peluru menggunakan senjata jenis M-1911 Kaliber 0,45 inci dengan jarak 5 meter.

“Hasilnya, peluru terpantul,” kata Kevin.

Iqbal dan Kevin mengaku bahwa rompi antipeluru yang mereka ciptakan membutuhkan penelitian lanjutan, karena masih dalam bentuk purwarupa 15 cm x 15 cm dengan ketebalan 1,35 cm.

Iqbal mengatakan, dukungan pemerintah sangat diharapkan, sehingga pada saatnya nanti dapat dimanfaatkan oleh kementerian yang menangani bidang pertahanan dan kemiliteran.

Rompi antipeluru tersebut merupakan pengembangan dari penelitian yang mereka bawa dalam Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) yang berlangsung pada pertengahan Februari 2014. Saat itu lempengan serabut kelapa yang mereka ciptakan masih dapat tertembus peluru sedalam 2 cm yang ditembakkan dari senjata sejenis revolver.

Sumber: Ratih (edukasi.kompas.com, 07/12/14)



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1951

Trending Articles