Saat menonton film Despicable Me, apakah anda mengamati bahwa ada salah satu bagian yang bersetting bangunan bertulis Eagle Hair Club? Ternyata font atau bentuk huruf yang ada di film tersebut adalah karya Adien Gunarta, mahasiswa Jurusan Komunikasi di Universitas Airlangga, Surabaya.
Kemahiran Adien dalam membuat font tak diragukan lagi dan karyanya juga banyak dipakai media promosi sejumlah tenan ternama. Font yang diciptakan Adien terbilang unik dengan nama-nama khas Indonesia, seperti Aceh Darussalam, Damai KPK Polri, Revolusi Timur Tengah dan Bunaken Underwater.
“Saya ingin mempromosikan Indonesia dengan cara saya, yaitu dengan mengangkat budaya Indonesia dalam setiap fontnya,” aku Adien.
Salah satu font ciptaan Adien yang mengangkat perempuan-perempuan Indonesia dalam bentuk Dingbats (font yang isinya gambar) belum lama ini juga masuk Fonstruct Nominee, yakni kompetisi dunia bagi pembuat font. “Yang masuk nominee dari seluruh dunia tidak sampai 10 desainer,” ungkapnya.
Keahlian Adien membuat font unik ternyata didapat secara otodidak sejak kelas 2 SMP. Dia menekuni bakat yang diwariskan kakeknya (Alm) Hariyadi, seorang seniman kaligrafi asal Banyuwangi.
Font-font karyanya diunggah di berbagai laman atau forum online secara gratis atau free for commercial. Di salah satu laman saja (www.dafont.com) Adien sudah mengunggah lebih dari 90 font ciptaannya, belum lagi di laman dan forum online lainnya dan pengunggah fontnya sudah terhitung jutaan kali.
Dia mencontohkan, di laman Dafont yang sudah tercatat 1,5 juta pengunggah. Meski penggemar font-fontnya sangat banyak, bukan berarti Adien sudah kaya dari hasil karyanya. Hal itu beralasan karena memang dia tidak mengkomersilkan karyanya.
Dia hanya membuat link donasi jika ada pemakai font saya yang mau mendonasikan uangnya. “Kalau tidak ya bebas pakai. Gak pa pa, saya buatnya juga bukan untuk komersial tetapi panggilan hati,” ungkap anak pasangan Moch Gun Abdul Rasyid dan Sri Hartati ini.
Diakui Adien, tidak banyak yang mendonasikan uangnya setelah mengunduh fontnya, terutama dari dalam negeri. Apresiasi justru datang dari luar negeri yang hingga detik ini Adien menerima sekitar $ 800. “Tapi sebagian uangnya saya sumbangkan ke wikipedia karena saya gak tahu cara menarik dolar,” aku mahasiswa semester 1 ini.
Mahasiswa asal Probolinggo ini memanfaatkan jejaring dan relasi dengan sesama desainer untuk saling bertukar informasi tentang karya mereka. Mereka yang menggunakan font Adien beberapa ada yang menghubunginya untuk sekedar minta izin atau mengkonfirmasi penggunaan font.
Dari para desainer, Adien tahu bahwa font ciptaannya dipakai di film Despicable Me. “Saya juga kaget sampai sekarang sih belum pernah lihat filmnya, hanya dapat screenshot dari teman,” ucap Adien.
Adien juga pernah ditawari sebuah penerbit yang menggunakan fontnya untuk sampul depan buku. “Saat itu saya ditanya mau minta berapa, saya minta buku saja,” tutur penulis buku Cara Mudah Membuat Font dengan Corel Draw terbitan Penerbit Andi ini.
Diakui Adien, Indonesia memang masuk peringkat 5 secara kuantitas dalam hal type designer. Sebagian sudah mengkomersialkan jasanya sementara dia hingga saat ini masih konsisten di jalur idealis. Hal ini ditunjukkan Adien yang masih mengunggah font ciptaannya agar digunakan secara free for commercial.
“Dari hasil penelusuran dan informasi teman-teman font saya telah digunakan di media promosi tenan di sejumlah mal di Surabaya,” ujar anak ketiga dari 3 bersaudara itu.
Saat ditanya tentang rencana kedepannya, Adien ingin melanjutkan studi Typografi. “Saat ini jurusan Typografi hanya ada di Eropa, Amerika dan Meksiko. Di Indonesia masih belum ada, saya sih cita-citanya mau melanjutkan kuliah di luar negeri dan kembali ke Indonesia untuk membuka sekolah tentang desain typografi ini,” tukasnya.
Sumber: SuryaOnline (surabaya.tribunnews.com 31/1/2014)
