Saat kegiatan bedah pesisir yang dilakukan oleh UKM Maritime Challenge Institut Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), seluruh peserta bedah pesisir menemukan permasalahan air bersih yang dialami warga Klampis Barat, Bangkalan Madura. “Bahkan ada warga yang menggunakan air laut untuk konsumsi air minum,” ungkap Muhammad Athoillah, Ketua UKM Maritime Challenge periode 2012-2013.
Merasa tergugah, sepulang dari Madura beberapa anggota UKM berusaha mencari solusi. Mereka membuat alat yang dapat mengubah air laut menjadi air siap pakai atau air bersih. Alat tersebut bernama Destilation Water Treatment Concept (D-WERC) yang dibuat, guna membantu masyarakat Kalmpis Barat yang mengalami masalah kekurangan air bersih. Alat tersebut kemudian diikutkan dalam salah satu program Direktorat Jenderal Tinggi (Dikti) Hibah Bina Desa.
D-WERC mempunyai tiga tahapan dalam proses penjernihan air laut. Tahap pertama adalah filtrasi, yang merupakan proses penyaringan sederhana partikel air laut. Tahap kedua adalah ionisasi, guna menghilangkan zat anion dalam air laut. Dan diakhiri dengan tahap distilasi. “Proses distilasi ini menghasilkan air bersih sebanyak 225 liter,” jelas ketua Hibah Bina Desa ITS tersebut.
Atik Rohmana, salah satu anggota pelaksanaan program Hibah Bina Desa, menambahkan selain ketiga tahap tersebut, sistem kerja D-WERC masih membutuhkan bantuan bahan tambahan, yakni bahan pasir silika untuk memaksimalkan penjernihan kesadahan air laut.
Atik berharap, alat tersebut bisa memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat. Untuk mewujudkannya, keberlanjutan program menjadi hal yang utama. ”Oleh sebab itu, fungsi kontrol dan pengawasan harus dilakukan,” pungkasnya.
Sumber: its.ac.id (1/12/13)
